Hope is Miraculous
Tema Maret : HOPE IS…
Judul : HOPE IS MIRACULOUS
Ayat : Kisah Para Rasul 3:1-10
Aku percaya kepada harapan karena ketika aku percaya kepada harapan maka aku akan memiliki iman dan ketika aku memiliki iman mukjizat itu suatu keniscayaan. (Where there is hope, there is faith. Where there is faith, miracles happen).
Pengharapan yang kuat dalam Tuhan mendatangkan mujizat (Hope is the miracle).
Melalui kisah ini kita akan belajar bagaimana orang yang tidak memiliki harapan, ketika berjumpa dengan Petrus dan Yohanes (para hamba Tuhan) kemudian timbul harapan yang kuat dalam hatinya, dari yang tidak memiliki pengharapan menjadi memiliki harapan yang penuh (dari hopeless menjadi hopefull). Dari sebuah kehidupan yang tidak bisa berkontribusi pada masyarakat, tetapi setelah bertemu dengan Yesus seperti yang disampaikan Hamba-hamba Tuhan tersebut, kemudian Si Lumpuh ini bisa memiliki harapan, membangun imannya dan mengalami mukjizat, sehingga ada masa depan yang lebih baik.
- Perjumpaan (Divine appointment)
Peristiwa perjumpaan Petrus dan Yohanes dengan seorang lumpuh terjadi dalam rutinitas sehari-hari karena ini merupakan tugas penting dari 3 pilar iman Yahudi yaitu: Taurat, ibadah, dan menunjukkan kebaikan, atau amal).
- Rutinitas ibadah doa dilakukan 2 kali setiap hari (dicatat dalam Josephus dan “Tamid” Bil.18:1-8).
- Rutinitas seorang lumpuh sejak lahir, diusung yang berharap belas kasihan (hopeless).
Suatu perjumpaan yang membangun titik balik hidup Si Lumpuh (divine appointment). Orang lumpuh ini mengalami perubahan ketika berjumpa dengan Allah.
- Dialog yang membangun harapan
…“Emas dan perak tidak ada padaku, tetapi apa yang kupunyai, kuberikan kepadamu: Demi nama Yesus Kristus, orang Nazaret itu, berjalanlah!”.
Sebuah dialog yang telah membangun harapan, membuka cakrawala, mencerahkan, membebaskannya dari belenggu citra diri buruk yang mencengkeram hidupnya (disabilitas).
Cengkeraman rutinitas seakan hidup hanyalah masalah citra diri buruk, emas dan perak dan tidak ada yang lebih. Melalui dialog ini Petrus dan Yohanes membuka wawasan yang mengubah pikiran Si Lumpuh bahwa ada kebutuhan esensi yan lebih penting dalam kehidupan yang melampaui emas dan perak serta citra diri yang buruk. Kemudian Si Lumpuh yang sebelumnya tidak memiliki pengharapan, sekarang setelah adanya dialog tersebut mulai melihat adanya harapan yaitu harapan mukjizat (hope miraculous).
- Memperkenalkan nama Yesus
Nama bukan hanya sekedar label, simbol atau sebutan tetapi natur, kuasa dan otoritas. Nama Yesus adalah nama yang berkuasa, yang memiliki otoritas. Yesus yang mati dan bangkit mampu mengampuni dosa. Demi nama Yesus menyangkut kerygma atau pewartaan kabar baik bahwa Allah telah menyelamatkan dan menebus manusia dari dosa melalui Yesus. Tawaran melalui nama Yesus mampu mengubah hidup yang tanpa harapan (seperti penyakit dan kematian). Pada akhirnya Si Lumpuh mengalami mukjizat, sembuh dari kelumpuhannya, bisa lari dan memuliakan nama Allah. (Tujuan mukjizat, berkat, atau sukses adalah untuk memuliakan Allah).
Relevansi dalam hidup kita saat ini:
Si Lumpuh adalah representasi manusia yang terjebak dengan “penyakit rutinitas” yang membelenggunya, yang membuat hidup tak beranjak hanya sekedar “emas dan perak” & “citra diri”. (Ilustrasi: Rajawali yang diikat).
Hidup ini sesungguhnya memiliki dimensi yang lebih luas, hidup ini membutuhkan pencerahan yang bersifat perjumpaan dengan Allah (divine appointment), yang bisa merupakan titik balik dan membuat kita selangkah lebih baik melampaui hanya daripada kebiasaan manusia pada umumnya yang mereka kejar. Rutinitas dan kebiasaan yang buruk dapat membuat hidup tertekan. Ada Kristus yang bisa mengubah hidup kita yang tanpa harapan menjadi penuh harapan. Karena itu kita perlu mengalami perjumpaan dengan Kristus.
Belajar dari perjumpaan Si Lumpuh dengan Kristus melalui hamba Tuhan tersebut (Petrus dan Yohanes) ada beberapa hal yang harus kita lakukan agar bisa memiliki harapan yang bermuara pada mukjizat tersebut:
- Sikap terbuka
Miliki sikap terbuka (openness). Keterbukaan adalah sikap yang penting untuk bisa mengalami mukjizat Allah. Keterbukaan menumbuhkan pengharapan. Dan pengharapan memampukan setiap orang melewati masa yang sulit dan mustahil. Selalu ada kemungkinan baru ketika orang bersikap terbuka. Hidup tidak hanya diikat oleh satu ukuran tertentu seperti emas dan perak. Butuh keterbukaan dan pencerahan untuk menyadari masalah tersebut.
- Menjadikan Tuhan pengharapan
Jadikan Kristus sebagai harapan kita. Keterbukaan itu baik tetapi buka diri kita pada sesuatu yang tanpa batas dan itu hanya ada pada diri Kristus. Alkitab mengungkapkan bahwa kita memiliki Allah bukan hanya mau tetapi mampu (El-Shaddai). Ketika melihat Kristus kita dihadapkan pada satu figur yang bukan hanya mau tetapi juga mampu. Membangun hidup dengan harapan yang diletakkan di atas Kristus.
Kalau kita menyadari bahwa Yesus “mau dan mampu” maka itu akan membuat kita tak akan patah semangat. C. S. Lewis mengatakan bahwa mukjizat bagi Allah itu adalah hal yang alami.
Pertanyaan dan Aplikasi:
Kisah Orang Lumpuh dengan Petrus dan Yohanes (para hamba Tuhan) mengajarkan bahwa orang yang tidak memiliki harapan, ketika berjumpa dengan Yesus kemudian timbul harapan yang kuat dalam hatinya, dari yang tidak memiliki pengharapan menjadi memiliki harapan yang penuh (dari hopeless menjadi hopefull). Dari sebuah kehidupan yang tidak bisa berkontribusi pada masyarakat, tetapi setelah bertemu dengan Yesus seperti yang disampaikan Hamba-hamba Tuhan tersebut, kemudian Si Lumpuh ini bisa memiliki harapan, membangun imannya dan mengalami mukjizat, sehingga ada masa depan yang lebih baik. Bagaimana dengan pengalaman hidup Anda? Sharingkan!
[HP]