Love is Visible
Tema November : LIFE OF LOVE
Judul : LOVE IS VISIBLE (Kasih Itu Terlihat)
Ayat : 1 Korintus 13:4-7
Kasih itu bukan perasaan, karena perasaan itu sifatnya di dalam, tidak kelihatan dan hanya merupakan hasil dari kimiawi otak yang dipengaruhi oleh indrawi manusia. Kasih itu terlihat (Love is visible), kasih itu terjadi karena ada faktor manusianya atau orang-orang yang saling mengasihi. Jadi kasih memang harus terlihat. Kasih itu merupakan kata kerja (verb).
Kasih itu sabar, artinya kita perlu bertindak dan perlu mengerjakan sesuatu disitu. Ketika kita mengalami situasi yang membuat munculnya perasaan tidak sabar, maka kita harus melakukan sesuatu atas keadaan itu dan bukan menyangkalinya.
Kasih itu murah hati, artinya memberikan sesuatu tanpa mengharap balas, memberikan sesuatu karena gaya hidup.
Kasih tidak cemburu, bukan berarti tidak ada rasa cemburu dalam perasaannya, tetapi bisa dan mau memberikan selamat kepada orang lain yang sedang mengalami apa yang kita inginkan.
Kasih tidak memegahkan diri dan tidak sombong, kita wujudkan dengan memberi kemuliaan kepada Tuhan dan memberi apresiasi kepada orang-orang yang telah mendukung tercapainya apa yang kita harapkan.
Kasih tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mementingkan diri sendiri, tetapi memberikan hormat untuk kepentingan bersama.
Kasih tidak pemarah bukanlah berarti ketiadaan rasa marah tetapi tetap memberikan pengertian, pengampunan, ruang untuk seseorang bisa belajar dan bisa berubah.
Kasih tidak menyimpan kesalahan orang lain tetapi memberikan pengampunan atas kesalahan orang lain, tidak mengingat-ingat kesalahan orang lain dengan cara mengingat-ingat kebaikan orang lain.
Kasih tidak bersuka cita karena ketidak adilan tetapi bersuka cita karena kebenaran artinya memberikan fokus kepada kebenaran.
Kasih menutupi segala sesuatu artinya tidak membicarakan kejelekan di belakang orang. (Don’t talk bad behind people’s back).
Kasih percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu artinya memberi respon tindakan untuk mempercayai Tuhan, memberikan seluruh kepercayaan kita kepada Tuhan, seluruh pengharapan kita kepada Tuhan dengan memberikan waktu pribadi kita kepada Tuhan, berdoa bersama Tuhan, dll.
Kesimpulan daripada arti berbagai macam kasih tersebut di atas adalah “kasih itu memberi” (Love Gives), bukan merasakan dan bukan mendapatkan. Konsep berpikir atau respon memberi adalah cara terbaik untuk menghadapi orang-orang yang memusuhi. (Matius 5:38-41). Kisah nyata tentang Salomo yang niat hatinya selalu ingin memberi, tidak mementingkan dirinya sendiri dan hadirat Tuhan ada padanya (2 Tawarikh 1:6-12).
Aplikasi:
Hubungan yang sehat bukan hubungan yang hanya ingin merasakan yang baik-baik saja. Meskipun kita tidak selalu baik, tetapi kita bisa memberikan yang baik-baik saja. Kita akan memiliki hubungan yang jauh lebih baik dengan siapapun dan di manapun apabila prinsip relasi kita didorong oleh kasih yang memberi.
Bagaimana pengalaman Anda dengan “kasih itu memberi”, sharingkan satu dengan lain sebagai satu praktek dari “kasih itu memberi”.
[HP]