Menegur dengan Kasih
Apabila saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia di bawah empat mata. Jika ia mendengarkan nasihatmu engkau telah mendapatnya kembali. Matius 18:15
Pernahkah Anda dihadapkan pada situasi yang tidak nyaman? Seperti ketika harus menegur seorang teman atau orang terdekat, justru hubungan Anda menjadi memburuk karena respon yang diberikan atas teguran yang kita katakan. Orang yang kita tegur malah berbalik seolah memusuhi kita bahkan menjauhi kita. Kadang timbul perasaan menyalahkan diri sendiri atas hubungan yang menjadi retak.
Jika orang tersebut tidak mau berubah atau malah memusuhi kita, itu bukanlah kesalahan kita. Yang ada adalah urusan orang itu dengan Tuhan. Karena tidak setiap orang selalu bisa menerima kritikan atas dirinya, meskipun itu untuk kebaikannya.
Saya pernah melakukan hal ini beberapa tahun yang lalu melalui surat yang saya tulis dengan susunan kata-kata yang saya usahakan sedemikian rupa agar tidak menyinggung perasaan orang tersebut, karena tujuan saya agar dia menyadari kesalahannya dan merubah sikap hidup. Saya berkata dalam surat itu, mengingatkan dia untuk menabur bibit yang baik agar hari-hari ke depan hidupnya lebih baik karena menuai hal-hal yang baik juga.
Saya memilih melakukannya karena alasan ini” “Apabila saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia di bawah empat mata. Jika ia mendengarkan nasihatmu engkau telah mendapatnya kembali.” Matius 18:15. Saat bertemu kembali dengan orang itu beberapa hari kemudian, tidak ada ucapan sepatah kata pun dari mulutnya merespon surat yang saya berikan, dan sampai hari ini hidupnya masih terus bermasalah dan bergumul dengan hutang. Salah siapa? (EK)