Dikuasai atau Menguasai
”Akar dari segala kejahatan adalah cinta akan uang” (I Timotius 6:10).
Uang dapat merubah keadaan yang baik menjadi tidak baik. Karena uang kita bisa kehilangan sahabat. Kehilangan hubungan keluarga. Karena uang kita bisa kehilangan damai sejahtera. Sendi-sendi demokrasi, politik, sosial, budaya, pemerintahan dan ekonomi di negara kita hampir-hampir hancur karena masalah uang. Masih begitu banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan KPK (Komisi Pemberabtasan Korupsi). Tidak hanya masalah uang besar yang berakibat fatal, uang kecilpun dapat berujung maut. Pernah terjadi suatu peristiwa pembunuhan gara-gara uang Rp 50. Dua orang tukang becak berselisih karena uang kembaliaan yang kurang Rp. 50. Perselisihan itu berujung pada pertengkaran yang masing-masing mengeluarkan senjata tajam. Salah satu dari mereka akhirnya tewas. Uang besar dan uang kecil efek negatifnya tetap sama, yaitu kehancuran.
Selain itu, uang juga bisa menjadi kawan yang baik. Uang dapat menjadi alat agar pekerjaan Tuhan semakin lancar. Dengan uang kita bisa punya banyak teman dan sahabat. Kita tetap memerlukan uang untuk menolong kehidupan kita. Tetapi kita juga harus mengindahkan dengan baik pernyataan Firman Tuhan di atas.
Ingat, uang bukan tujuan. Kita setia kepada Tuhan dalam melakukan pekerjaan Tuhan dengan uang kita, memberi perpuluhan, memperhatikan yang berkekurangan, semuanya kita lakukan dengan tujuan agar kita kaya. Itu pola hidup yang salah. Uang hanya salah satu alat penolong. Berkuasalah atas uang kita, agar kita tidak dikuasai uang itu. (pepsi)