Asap yang Mengepul

Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu. (Yesasa 55:9)

Seorang pria terdampar di pulau kecil yang tak berpenghuni karena kapalnya karam. Pria ini berdoa supaya Tuhan menyelamatkannya. Setiap hari dia mengamati langit mengharapkan pertolongan, tetapi tidak ada sesuatupun yang datang. Akhirnya, dengan susah payah dia berhasil membangun gubuk kecil dari kayu apung untuk tinggal dan menyimpan barang yang bisa diselamatkan dari kapal. Pria ini sangat senang karena sudah memiliki tempat berteduh. Dia mengucap syukur kepada Tuhan karena kekuatan yang diberikan untuk membangun gubuk tersebut.

Tetapi suatu hari, dia mendapati gubuknya terbakar habis dengan isinya. Asap tebal mengepul ke langit. “Tuhan, teganya Engkau melakukan ini padaku?” dia menangis. Keesokan harinya, dia terbangun oleh suara kapal penyelamat yang mendekati pulau itu. “Bagaimana kamu tahu bahwa aku di sini?” tanya pria itu kepada penyelamatnya. “Kami melihat tanda asapmu”, jawab mereka.

Kadang kita ini menjadi naïf terhadap Tuhan jika menghadapi hal-hal yang diluar perhitungan kita. Kita jadi berani protes kepada Tuhan, dan cenderung menyalahkan Tuhan  atas segala yang menurut kita itu musibah. Satu hal yang harus diingat, Tuhan jauh lebih tahu dan mengerti bahkan telah merancangkan segala jalan-jalan hidup kita. Pikiran-pikiran Tuhan sejauh langit dan bumi perbadingannya. Ikutilah terus sampai episode hidup ini selesai, taruh iman dan keyakinan kita terus pada-Nya. Bersyukurlah atas segala hal, pasti happy ending. (pepsi)

 

You may also like...