Hope in Despair

Tema Maret                  : Unfailing Hope

Judul                            : Hope In Despair (Pengharapan Dalam Kesengsaraan)

Pembicara                    : Pdt. Taufik Barlian

Dalam perjalanan kehidupan kekristenan pasti mengalami ujian kesengsaraan dan pencobaan. Ada waktunya Tuhan ijinkan kita mengalami kesengsaraan, pencobaan seperti bangsa Israel mengalami musim padang gurun. 

Ada 4 ciri musim padang gurun : 

  1. Tidak ada kehadiran Allah secara nyata.

Sesungguhnya, kalau aku berjalan ke timur, Ia tidak di sana; atau ke barat, tidak kudapati Dia; di utara kucari Dia, Ia tidak tampak, aku berpaling ke selatan, aku tidak melihat Dia. Karena Ia tahu jalan hidupku; seandainya Ia menguji aku, aku akan timbul seperti emas (Ayub 23:8-10).

Jangan pernah menyerah atau bersungut-sungut di padang gurun karena padang gurun adalah ujian. Di bagian akhir ayat di atas dikatakan “seandainya Ia menguji aku, aku akan timbul seperti emas“. Itulah yang akan kita alami setelah lewat padang gurun yang memurnikan. 

  • Janji-Nya tampak jauh.  

Belum cukupkah, bahwa engkau memimpin kami keluar dari suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya untuk membiarkan kami mati di padang gurun, sehingga masih juga engkau menjadikan dirimu tuan atas kami? Sungguh, engkau tidak membawa kami ke negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya, ataupun memberikan kepada kami ladang-ladang dan kebun-kebun anggur sebagai milik pusaka. Masakan engkau dapat mengelabui mata orang-orang ini? Kami tidak mau datang.” (Bilangan 16:13-14).

  • Tempat pencobaan dan pengujian; iblis ingin kita berhenti dan berdosa.

Ketika seluruh orang banyak itu telah dibaptis dan ketika Yesus juga dibaptis dan sedang berdoa, terbukalah langit dan turunlah Roh Kudus dalam rupa burung merpati ke atas-Nya. Dan terdengarlah suara dari langit: “Engkaulah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Mulah Aku berkenan.” (Lukas 3:21-22).

Yesus, yang penuh dengan Roh Kudus, kembali dari sungai Yordan, lalu dibawa oleh Roh Kudus ke padang gurun. (Lukas 4:1).

  • Allah memberikan apa yang dibutuhkan bukan yang diinginkan.

Ingatlah kepada seluruh perjalanan yang kaulakukan atas kehendak TUHAN, Allahmu, di padang gurun selama empat puluh tahun ini dengan maksud merendahkan hatimu dan mencobai engkau untuk mengetahui apa yang ada dalam hatimu, yakni, apakah engkau berpegang pada perintah-Nya atau tidak. Jadi Ia merendahkan hatimu, membiarkan engkau lapar dan memberi engkau makan manna, yang tidak kaukenal dan yang juga tidak dikenal oleh nenek moyangmu, untuk membuat engkau mengerti, bahwa manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi manusia hidup dari segala yang diucapkan TUHAN. Pakaianmu tidaklah menjadi buruk di tubuhmu dan kakimu tidaklah menjadi bengkak selama empat puluh tahun ini. Maka haruslah engkau insaf, bahwa TUHAN, Allahmu, mengajari engkau seperti seseorang mengajari anaknya. (Ulangan 8:2-5). 

Ada 3 fakta penting padang gurun yang perlu kita pahami :

  1. Padang gurun bukanlah hukuman.

Padang gurun adalah wujud bahwa kita cukup dewasa untuk dibawa Tuhan untuk diuji. 

  • Allah tidak pernah meninggalkan di padang gurun. 

Walaupun kelihatannya Allah tidak ada atau jauh tetapi sesungguhnya Dia dekat dengan kita. 

  • Padang gurun bukanlah kekalahan. 

Padang gurun itu Tuhan sedang membangun pondasi baru dalam hidup kita. 

Tokoh Alkitab seperti Musa, Yusuf, dan Daud juga pernah mengalami padang gurun dalam kehidupannya karena padang gurun adalah tempat perlindungan dan pelatihan yang Allah persiapkan bagi anak-anak-Nya. Di padang gurun Tuhan akan menghancurkan semua kesombongan dan kemampuan hidup kita supaya yang keluar dari diri kita benar-benar dari Tuhan. 

Dan bukan hanya itu saja. Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan. Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita. (Roma 5:3-5).

Apa yang harus kita lakukan ketika kita ada di padang gurun? Nikmati saja dan kerjakan apa yang seharusnya dikerjakan karena kita tidak tahu sampai kapan waktunya Tuhan.  

Ia menentukan waktu yang tepat untuk segala sesuatu. Ia memberi kita keinginan untuk mengetahui hari depan, tetapi kita tak sanggup mengerti perbuatan Allah dari awal sampai akhir. (Pengkhotbah 3:11 BIMK).

Sebab itu aku menyadari bahwa tidak ada yang lebih baik bagi manusia daripada menikmati hasil kerjanya. Selain itu tak ada yang dapat dilakukannya. Tak mungkin ia mengetahui apa yang akan terjadi setelah ia mati. (Pengkhotbah 3:22 BIMK).

Aplikasi:

Kita tidak dapat memperpendek musim padang gurun tapi kita dapat memperpanjangnya.

Bertahan atau menyerah menghadapi masalah ada dalam pilihan kita. 

Sharingkan padang gurun Anda masing-masing! 

[HP]

You may also like...