Pengorbanan Yang Hidup

Tema April                  : Pengorbanan yang sejati

Judul                            : Pengorbanan yang hidup (Living Sacrifice)

Pembicara                   : Bpk. Andrianto Iskandar

Pada jaman dahulu orang Yahudi merayakan Paskah untuk memperingati keluarnya Bangsa Israel dari perbudakan di Mesir. Pada saat ini orang Kristen merayakan Paskah untuk memperingati kebangkitan Tuhan Yesus. Kedua macam perayaan yang berbeda ini memiliki makna terpenting yang sama, yaitu merayakan kemenangan.

Dalam tradisi Yahudi sebelum merayakan Paskah ada Malam Perjamuan Paskah dengan beberapa hidangan utama seperti roti tidak beragi, daging domba, telur, sayur pahit, sup, dll. Dalam tradisi liturgi perjamuan ini terdiri dari 4 (empat) babak/tahapan. Dalam setiap babak/tahapan selalu disertai dengan minum cawan yang namanya berbeda-beda.

Akulah Tuhan, Aku akan membebaskan kamu dari kerja paksa orang Mesir, melepaskan kamu dari perbudakan mereka dan menebus kamu dengan tangan yang teracung dan dengan hukuman-hukuman yang berat. Aku akan mengangkat kamu menjadi umat-Ku dan Aku akan menjadi Allahmu. (Keluaran 6:6-7)

Cawan Kiddush: Babak pertama mereka akan minum cawan yang namanya cawan pembebasan yang melambangkan Tuhan membebaskan bangsa Israel keluar dari tanah Mesir.

Cawan Maggid: Babak kedua mereka akan minum cawan pelepasan atau keselamatan yang melambangkan Tuhan menyelamatkan bangsa Israel keluar dari padang gurun.  

Cawan Birkat Hamazon: Babak ketiga mereka mulai perjamuan makan (roti, daging, dst) dan ditutup dengan minum cawan penebusan.

Sebelum masuk acara minum cawan yang keempat mereka akan menyanyikan puji-pujian yang diambil dari kitab Mazmur 116 – 118.

Cawan Hallel: Babak keempat mereka akan minum cawan penebusan.

Pada perjamuan malam terakhir Yesus bersama murid-muridNya, mereka minum cawan pertama sampai dengan cawan yang ketiga. Setelah minum cawan yang ketiga Yesus berkata:

Sesungguhnya Aku tidak akan minum lagi hasil pokok anggur sampai pada hari Aku meminumnya, yaitu yang baru, dalam Kerajaan Allah.” Sesudah mereka menyanyikan nyanyian pujian, pergilah mereka ke Bukit Zaitun. (Markus 14:25-26). 

Setelah selesai minum cawan ketiga, Yesus tidak melanjutkan minum cawan keempat tetapi memilih untuk pergi ke Bukit Zaitun, karena Yesus tahu bahwa Dia harus minum cawan keempat di atas kayu salib.

Di Bukit Zaitun Yesus berdoa sampai peluhNya bercampur dengan darah.

Kata-Nya: “Ya Abba, ya Bapa, tidak ada yang mustahil bagi-Mu, ambillah cawan ini dari pada-Ku, tetapi janganlah apa yang Aku kehendaki, melainkan apa yang Engkau kehendaki.” (Markus 14:36)

Cawan ini adalah cawan keempat yang berisi semua dosa-dosa manusia yang harus Dia tebus. Dia ambil cawan keempat ini melalui proses penyaliban. Yesus menutup perjamuan dengan meminum anggur asam di atas kayu salib.

Maka datanglah seorang dengan bunga karang, mencelupkannya ke dalam anggur asam lalu mencucukkannya pada sebatang buluh dan memberi Yesus minum serta berkata: “Baiklah kita tunggu dan melihat apakah Elia datang untuk menurunkan Dia.” (Markus 15:36).

Paskah memberi pesan bahwa Yesus sangat mengasihi umat-Nya, Dia sudah menebus dosa seluruh umat manusia yang percaya kepada-Nya. Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati. (Roma 12:1)

Persembahan yang hidup: selama masih bernafas di manapun kita harus terus menerus mempersembahkan hidup kita kepada Tuhan.

Persembahan yang kudus: jangan cemari hidup kita dengan dosa sementara kita masih hidup di dunia tetapi kita harus hidup kudus dan tidak terkontaminasi dengan dunia.

Persembahan yang berkenan: hidup yang menyenangkan Tuhan (Roma 8:8). Tidak hidup dalam daging (Galatia 5:19-21). Tetapi hidup dalam roh (Roma 8:9).

Aplikasi:

Sebagai orang Kristen, mempersembahan tubuh bukanlah kewajiban melainkan dengan sadar dari hati kita lakukan karena Allah sudah terlebih dahulu mengorbankan diri-Nya untuk kita. Hidup kita bukan untuk melayani keinginan kita, sebaliknya harus dikembalikan kepada Tuhan, untuk memuliakan Tuhan.

Bagaimana respon Anda atas pengorbanan Tuhan Yesus di kayu salib? Sharingkan!

You may also like...