Joyful Sacrifice
Tema April : Pengorbanan Yang Sejati
Judul : Joyful Sacrifice (Pengorbanan Yang Mendatangkan Sukacita)
Pembicara : Pdt. Natalia
Demikian juga kamu sekarang diliputi dukacita, tetapi Aku akan melihat kamu lagi dan hatimu akan bergembira dan tidak ada seorangpun yang dapat merampas kegembiraanmu itu dari padamu. (Yohanes 16:22)
Firman ini dikatakan oleh Yesus kepada murid-murid-Nya sebelum Ia menyerahkan diri-Nya untuk mati di kayu salib. Dengan maksud supaya murid-murid-Nya tidak terkejut bahwa dukacita yang terjadi hanya sementara karena pada hari yang ketiga Yesus akan bangkit dan dukacita itu akan menjadi sukacita.
Dalam kehidupan kita tentu ada banyak hal yang tidak sesuai dengan harapan kita. Ada masa-masa seperti masalah dan penderitaan yang Tuhan ijinkan terjadi dalam kehidupan kita. Tetapi Firman Tuhan mengatakan bahwa itu hanya sementara dan dukacita itu akan menjadi sukacita.
Mengapa Tuhan mengijinkan penderitaan terjadi dan bagaimana kita memahami bahwa penderitaan dapat membawa sukacita :
- Supaya kita semakin mengasihi Allah.
Kata-Nya kepada mereka semua: “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku. (Lukas 9:23)
(Menyangkal diri = Melupakan kepentingan sendiri – BIS)
Dengan menyangkal diri kita mendahulukan kepentingan orang lain, dan tetap memilih untuk mengasihi apa adanya dan tidak membenci.
- Supaya kita belajar ketetapan Tuhan
Bahwa aku tertindas itu baik bagiku, supaya aku belajar ketetapan-ketetapan-Mu. (Mazmur 119:71)
Supaya kita belajar apa yang sedang Tuhan kerjakan dalam kehidupan kita dan hidup bergantung sepenuhnya kepada Tuhan. Supaya kita semakin belajar tentang Firman-Nya, mengalami Firman-Nya dan semakin melekat dengan Tuhan.
Setiap langkah ketaatan akan membawa kita semakin dekat dengan tujuan yang diinginkan Tuhan.
- Supaya kita menjadi kuat dan bisa menyelesaikan sampai akhir.
Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah. (Ibrani 12:2)
Ketika kita bisa memulai dengan baik maka kita juga harus bisa menyelesaikannya dengan baik.
Penderitaan yang dilandasi dengan tujuan yang jelas akan membuat seseorang tetap bertahan melakukan sesuatu demi mencapai tujuan yang menjadi lansan tersebut. Tujuan hidup kita adalah berjalan dalam kehendak Tuhan, di mana ujungnya adalah menyenangkan Tuhan maka penderitaan akan melatih otot rohani kita menjadi semakin kuat. Orang yang punya tujuan akan gigih, komitmen, disiplin, mau belajar pasti akan menjadi kuat dan akan bisa menolong orang lain di sekitarnya.
Aplikasi:
Penderitaan tidak hanya berpengaruh pada diri sendiri, tetapi bisa juga berpengaruh pada relasi.
- Penderitaan dapat mengubah prioritas hidup: Saat kita mengalami penderitaan, kita sering kali mendapatkan sudut pandang yang berbeda tentang hidup dan kebahagiaan. Hal ini dapat membantu kita memprioritaskan hal-hal yang benar-benar penting dalam hidup kita dan meninggalkan hal-hal yang kurang penting. Dengan cara ini, penderitaan dapat membawa sukacita dalam bentuk kepuasan dan kebahagiaan yang lebih dalam dan bermakna.
- Penderitaan dapat mempersatukan: Saat kita mengalami penderitaan, orang lain sering kali berusaha untuk membantu. Ini dapat mempersatukan orang-orang dan membentuk hubungan yang lebih erat dan lebih bermakna. Keterikatan sosial yang terbentuk dari penderitaan dapat membawa sukacita.
Sharingkan pengalaman Anda masing-masing!
[HP]