Servanthood (Pengabdian)

Tema Juli: FILOSOFI GKPB

Judul​​SERVANTHOOD (PENGABDIAN)

Ayat​​Markus 10:45, Korintus 7:23, 1 Korintus 6:19-20

Dalam menjalani kehidupan sehari-hari kita mengenal ada berbagai macam ukuran atau standar. Seperti untuk mengukur panjang (meter atau centimeter), untuk mengukur berat (kilo, ons, gram), untuk pakaian(L, M, S), untuk lalu-lintas jalan raya (lampu merah, hijau, kuning). Kesepakatan ukuran atau standar ini penting supaya ada keteraturan dan ketertiban. Kalau hal sehari-hari ini dibutuhkan ukuran atau standar agar tertib dan harmonis, maka bagaimana dengan ukuran hidup atau standarhidup? Tidak mudah untuk mendefinisikan, kapan manusia dianggap mencapai memenuhi standar hidupnya. 

Keberhasilan sering diukur dengan seberapa banyak obsesi yang telah dicapai atau yang sudah dimiliki, seperti kekayaan, kesuksesan, kebahagiaan, kesehatan, ketenaran, dll. Menggunakan kepemilikan sebagai ukuran hidup sebetulnya tidak sepenuhnya salah, asal hal itutidak dijadikan value atau filosofi satu-satunya. Karena ketika ‘memiliki’ atau ‘mempunyai’ dianggap filosofi hidup yang terpenting, maka hidupini akan menjadi rentan. Alasannya, hidup hanya akan diarahkan dan berorientasi kepada diri sendiri. Seakan semua usaha dan tindakan hanyalah diarahkan untuk mencari hal-hal yang dianggap berfaedah bagi diri sendiri. 

Ada satu nilai baru yang diajarkan Tuhan Yesus kepada kita lebih daripada sekedar obsesi tersebut yaitu hidup yang memberi dampak kepada orang lain, dengan kita memberi atau melayani (Markus 10:45). Pada umumnya orang lebih suka dilayani daripada melayani, tetapi Yesus memberi contoh diri-Nya sendiri datang untuk melayani, bukan dilayani. Pengabdian (Servanthood) menjadi filosofi karena orang yang percaya kepada Kristus telah dibeli melalui pengorbanan Yesus Kristus di kayu salib. Akibatnya, seluruh hidup mereka sepenuhnya merupakan milik Tuhan. Dengan demikian status orang percaya adalah budak atau hamba Tuhan, sedangkan tugasnya yang utama adalah melayani dan menyenangkan hati Sang Tuan. (1 Korintus 7:23). 

Implikasi

1. Orang percaya adalah milik Allah – melalui penebusan. (1Korintus 6:19-20).  

Setiap kita yang mengaku orang percaya adalah miliknya Tuhan dan dituntut untuk mengabdi dan melayani Allah. Kita sebagai manusia yang sangat berarti dan telah ditebus oleh Tuhan supaya kembali kepada Tuhan dan mengabdi kepada Tuhan.

2. Pengabdian kepada Allah diwujudkan dengan melayanisesama. (Galatia 5:13). 

Setiap orang percaya dituntut untuk saling melayani kepada sesama. Berdasarkan pemahaman pengabdian (servanthood) ini, melayani dan memberikan yang terbaik dengan berkomitmen dalam gereja lokal adalah bukan pilihan melainkan suatu keharusan. 

3. Memahami gereja sebagai tubuh Kristus.

Gereja terdiri dari banyak anggota yang memiliki fungsi sesuai dengan talentanya masing-masing. Tuhan menempatkan seperti terdiri dari banyak anggota yang saling terikat, tidak bisa berdiri sendiri tetapi saling membutuhkan satu dengan lainnya. (1Korintus 11:14, 18)

Aplikasi:

Pelayanan atau pengabdian adalah mengolah anugerah dengan bertanggung jawab dan setia melalui setiap karunia yang Tuhan berikan. Ada banyak tindakan praktis di GKPB yang dapat kita lakukan untuk menjabarkan pengabdian (servanthood) ini. Ada banyak bentuk dan wadah pelayanan yang telah tersedia. Mari ambil bagian di dalamnya. Hubungi ketua Kesan Anda!

​​​​​​​​​​​​[HP]

You may also like...