Tuhan Mempunyai Cara Atas Setiap Tujuan Manusia

Tema                   : GOD’S PURPOSE (HUMAN)

Sub Tema         : Tuhan MEMPUNYAI CARA ATAS SETIAP TUJUAN MANUSIA

Ayat                     : Lukas 15

 

Ay. 6 – Bersukacitalah karena domba yang hilang sudah kembali

Ay. 9 – Bersukacitalah karena dirham yang hilang sudah ditemukan

Ay.23 – Marikah kita makan dan bersukacita karena anakku telah mati dan hidup kembali.

 

Inilah karakter Allah, bersukacita atas 1 yang hilang kembali, bersukacita 1 yang hilang sudah ditemukan bahkan mengadakan perjamuan karena 1 anak yang telah mati dan hidup kembali.  Bentapa pentingnya 1 jiwa bagi Tuhan.

 

3 perumpamaan diatas ditujukan bagi orang Farisi.

3 mentalitas yang bisa kita pelajari dari perumpamaan anak yang hilang:

  1. 29 Mentalitas yang ditujukan untuk diri sendiri.

Anak sulung membenarkan diri sendiri (tidak melanggar perintah bapanya).  Hal ini yang membuat ia tidak bisa menikmati perjamuan makan tersebut.

Merasa diri baik-baik saja, membenarkan diri sendiri karena merasa tidak merokok, punya moral yang baik..

  1. 29 Mentalitas Menjauh dari Ayahnya.

Yang dikehendaki warisan dari ayahnya, bukan membahagiakan ayahnya.  Anak sulung mengeluh karena ayahnya tidak pernah memberikan seekor anak kambing untuk berpesta dengan teman2nya.

Apa yang sebenarnya kita inginkan dari Tuhan?

Apakah Tuhan itu sendiri (pribadi Tuhan) atau hanya berkat2nya?

  1. 30 Mentalitas tidak peduli dengan adiknya.

Anaknya yang sulung tidak memanggil adiknya dengan sebutan saudara, tapi dengan ‘anak bapa’.

Tidak ada kepedulian dari anak sulung kepada adiknya.

Bagaimana dengan kehidupan kita, apakah kita memperhatikan dan peduli terhadap sekitar kita?

John Stott menuliskan “The Crime of silence” – kejahatan itu adalah ketika kita berdiam diri tanpa mengabarkan berita baik/injil kepada orang lain.

 

 

Pertanyaan dan Aplikasi:

Perumpamaan diatas, menceitakan bagaimana gembala meninggalkan 99 domba yang lainnya untuk mencari 1 yang terhilang, seorang wanita mencari dirham (yang mungkin dianggap tidak penting) untuk ditemukan, bahkan seorang bapa yang menyambut kembali anak yang sudah berlaku tidak baik kepadanya… dapat diambil kesimpulan 1 jiwa sangatlah berharga di hadapan Tuhan.

 

Kapan terakhir kali Saudara memberitakan kabar baik/Injil kepada orang lain?

Kapan terakhir kali Saudara peduli terhadap orang disekitarmu yang memerlukan Berita Kasih tsb?

Sharingkan!  Kalau itu terjadi sudah sekian lama, Apa yang menghalangi saudara  untuk tidak peduli dan memberitakan kabar baik tsb?  Langkah apa yang akan saudara ambil hari-hari ini untuk memberitakan/menyaksikan tentang kasih Tuhan tsb.

 

You may also like...