Kuasa Otoritas
“Tetapi katakana saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh. Sebab aku sendiri seorang bawahan, dan di bawahanku ada pula prajurit. Jika aku berkata kepada salah seorang prajurit itu: Pergi!, maka ia pergi, dan kepada seorang lagi: Datang!, maka ia datang, ataupun kepada hambaku: Kerjakanlah ini!, maka ia mengerjakannya.” Lukas 7:7b-8.
Otoritas terjadi ketika kita berada di bawah otoritas. Keluar dari otoritas berarti juga akan kehilangan otoritas. Perwira di Kapernaum tahu betul apa artinya tunduk pada otoritas. Itu sebabnya ia berkata Tuhan Yesus tidak perlu datang, tapi katakana saja, maka hamba-Mu ini akan sembuh. Dan terjadilah demikian, Tuhan bekerja dalam jalur otoritas.
Memberontak terhadap otoritas merupakan awal terjadinya kekacauan. Seorang istri yang tidak mau tunduk pada otoritas suaminya atau seorang suami yang tidak tunduk pada otoritas Kristus telah menjadi penyebab utama timbulnya kekacauan dalam rumah tangga.
Orang yang tidak mau tunduk pada otoritas juga akan kehilangan otoritas. Takut direndahkan, takut diremehkan, sering kali menjadi alasan mengapa orang tidak mau tunduk pada otoritas di atasnya. Diperlukan kerendahan hati dan ketaatan pada firman-Nya untuk tunduk pada otoritas. (BHW)