Hati Seorang Hamba
Hamba-hamba hendaklah taat kepada tuannya dalam segala hal dan berkenan kepada mereka, jangan membantah, jangan curang, tetapi hendaklah selalu tulus dan setia, supaya dengan demikian mereka dalam segala hal memuliakan ajaran Allah, Juruselamat kita. Titus 2:9-10.
Ketaatan, penuh hormat, tidak membantah, setia, tulus dan tidak curang, rendah hati adalah ciri yang dimiliki seorang hamba kepada tuannya. Seorang hamba hanya mengikuti selera atau keinginan tuannya. Perilaku ini bukan hanya ditentukan oleh karena status tetapi lebih kepada sikap hati. Sikap hati sebagai seorang hamba akan tampak dalam perilaku dan tindakan.
Yesus Kristus telah memberikan teladan kepada kita, bagaimana Ia melakukan kehendak Bapa di sorga untuk mengambil rupa seorang hamba dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati di kayu salib (Filipi 2: 5-8). Kalau kita sudah dibeli dengan lunas, maka sesungguhnya kita adalah hamba-Nya, artinya seluruh kehidupan kita hanya diabdikan dalam pengabdian pada kehendak Kristus Yesus, Tuhan kita.
Hati seorang hamba hanya dapat kita miliki bila kita menyadari yang pertama hidup kita telah ditebus oleh Kristus Yesus Tuhan. Kedua ditebus dengan tujuan supaya kita hanya melakukan kehendak Bapa yaitu hidup menurut firman. Ketiga untuk menjadi saksi-Nya.
Tindakan dan perilaku keseharian kita : dalam ketaatan, kerendahan hati, penuh hormat, setia, sabar, lemah lembut, penguasaan diri, melayani/mengasihi sesama dengan tulus adalah buah daripada seorang pengikut Kristus atau hamba Kristus. (SAZ)