Walking with God
Tema November : Moving Forward
Judul : Walking With God
Pembicara : Pdt. Adi Sutikno
Yohanes 15:5-10
5Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa. 6Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku, ia dibuang ke luar seperti ranting dan menjadi kering, kemudian dikumpulkan orang dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar. 7Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya. 8Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku.” 9“Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu; tinggallah di dalam kasih-Ku itu. 10Jikalau kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku, seperti Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya.
Berjalan dengan Tuhan adalah sesuatu yang sangat penting di dalam hidup kita karena kita yakin dan percaya berdasarkan Firman Allah bahwa apapun yang akan kita hadapi atau yang sedang kita hadapi akan merasakan kasih Allah dari setiap masalah dan kesulitan kita. Kita akan merasakan kasih Tuhan, kuasa Tuhan, penyertaan Tuhan bahkan tidak mustahil kita akan mengalami mukjizat di tengah kesulitan dan tantangan yang kita hadapi. Ada beberapa tokoh dalam Alkitab yang dicatat sebagai orang yang berjalan dengan Allah dan pada akhirnya mengalami kemenangan dan kemuliaan Allah di dalam hidupnya antara lain:
- Henokh. Ia mengisi sepanjang umur hidupnya bergaul dengan Tuhan (Kejadian 5:22-24).
- Nuh. Seorang yang berlaku benar dan hidup berjalan dengan Allah (Kejadian 6).
Kalau kita berjalan dengan Allah maka kita akan diberi kuasa, kemampuan dan anugerah sehingga kita bisa menolak segala yang jahat.
Berdasarkan Yohanes 15:5-10, ada dua hal yang bisa menolong kita untuk bisa berjalan dengan Tuhan dalam kehidupan kita sehari-hari.
- Kita harus menjalin relasi kasih yang erat dengan Tuhan (Yohanes 15:5-6, 9, 12).
Yesus memberi gambaran relasi kasih yang erat seperti ranting yang menempel pada pokok anggur.
Relasi kasih yang erat ini dimulai ketika kita percaya dan mau bergantung sepenuhnya pada Tuhan.
Relasi kasih yang erat dijalin dengan doa dan melakukan Firman Tuhan.
Memiliki kasih Yesus, mengalami kasih Yesus, dan mengasihi dengan kasih Yesus hanya mungkin terjadi kalau Tuhan tinggal di dalam kita dan kita di dalam Dia. Dengan demikian kita memiliki kemampuan untuk mengasihi dengan kasih Tuhan. Sehingga meskipun sebagai manusia yang tidak sempurna namun kita memiliki kemampuan untuk mengasihi satu dengan yang lain sehingga kita bisa berjalan bersama-sama.
Karya Yesus di atas kayu salib yang merupakan bukti bahwa Allah mengasihi manusia yang memberontak kepada Allah. Di salib itu dosa manusia telah ditebus sehingga kita bisa memiliki kasih Allah.
- Kita harus mentaati tuntunan Tuhan.
Kita hanya dapat berjalan dengan Tuhan apabila kita sepakat dengan arah dan tujuan Tuhan dalam hidup kita. (Amos 3:3). Sama seperti Yesus yang mentaati Bapa dengan menyelesaikan misi yang harus diemban-Nya. Dia mentaati Bapa dan Firman Tuhan (Yohanes 15:7,10).
Mentaati tuntunan Tuhan diwujudkan melalui hidup dalam kekudusan / terang (Imamat 20:26, Yakobus 4:4, Efesus 5:8-11, 1Yohanes 1:5-7). Mentaati tuntunan Tuhan juga berarti mengakui dosa-dosa kita setiap hari, dan untuk itulah kita harus bertobat setiap hari.
Manusia diciptakan untuk memuliakan Tuhan dan itu diwujudkan apabila kita berbuah banyak seperti: buah pertobatan, buah Roh Kudus, dan Jiwa-jiwa yang dijangkau. (Yesaya 43:7, Lukas 3:8-14, Galatia 5:22-23).
Aplikasi:
Tuhan yang senantiasa memberikan anugerah dan kasih seringkali mendisiplin kita dengan pergumulan dengan maksud supaya kita menjadi lebih baik. Sharingkan pengalaman Anda berjalan dengan Tuhan!
[HP]