Covenant Relationship (Hubungan Ikat Janji)
Tema Oktober : Filosofi GKPB MDC
Judul : Covenant Relationship (Hubungan ikat janji)
Pembicara : Andrianto Iskandar
Yang menjadi ukuran sehat & kuatnya sebuah gereja adalah kualitas hubungan yang terjalin di antara jemaatnya, baik itu secara vertikal maupun horisontal. Hubungan vertikal ditandai hubungan jemaat dengan Allah, dan horisontal ditandai hubungan dengan sesama saudara seiman. Dan itu semua dirangkum dengan yang namanya Covenant Relationship.
Yang menjadi esensi dasar daripada covenant relationship dengan sesama:
- Rela berkorban.
Kejadian ketika Abraham dan Lot berpisah karena banyaknya ternak mereka, sehingga seringkali pelayan mereka berebut tempat untuk menggembalakan ternak2nya. Abraham rela berkorban membiarkan Lot memilih terlebih dahulu.
Rela berkorban dalam unsur covenant relationship ini bukan didasarkan kepada egoisme atau kepentingan diri sendiri tetapi kasih dan pengorbanan.
- Kesetiaan
Kesetiaan Rut terhadap Naomi di tunjukkan dengan mengikuti Naomi dan menyerahkan dirinya, kemanapun Naomi pergi Rut akan mengikuti dan kepada siapa Naomi menyembah Rut juga menyembah.
Dalam sebuah covenant relationship, bukan lagi soal cocok ga cocok, tapi soal bagaimana merendahkan diri dan mau menerima, apalagi janji itu diucapkan dengan menghadirkan Allah sebagai saksinya.
- Saling percaya
Jonathan begitu mengasihi Daud seperti mengasihi jiwanya sendiri. Di dalam 1 Samuel 18-20, diceritakan bagaimana kehidupan hubungan mereka.
Saling percaya dalam covenant relationship adalah mutual trust atau saling percaya yang tidak dibebani sikap saling curiga tetapi menuntut keterbukaan.
Sebuah komunitas dikatakan sehat atau solid, hanya ketika orang yang di dalamnya menjunjung tinggi covenant relationship, sehingga mereka akan tetap bertahan menghadapi ketidakcocokan, dan memandang ketidakcocokan itu sebagai kekayaan, sebagai kesempatan untuk bisa memperbaiki diri, untuk bisa saling melevel up karakter, yang tujuannya untuk semakin berkenan kepada Nya.
Penerapan :
Wujud dari rasa percaya adalah keterbukaan. Selama ini sudahkah dengan terbuka berani menceritakan pergumulan hidup saudara dalam kelompok KESAN saudara?
Kalau belum hal/faktor apa yang membuat anda sulit terbuka?
Disaat yang bersamaan dalam hal keterbukaan kita juga harus belajar menghormati keterbukaan tersebut dengan menjaga kerahasiaannya. Mari belajar menerapkannya dalam kelompok KESAN saudara.
( LL )