Humbleness in Hoping
Tema Agustus : THE ATTITUDE IN HOPING (Sikap Hati Dalam Berharap)
Judul : HUMBLENESS IN HOPING (Kerendahan Hati Dalam Pengharapan)
Ayat : Roma 1:18-22
Berharap kepada Allah itu tidak mudah, karena Allah tidak kelihatan. Demikian juga kerendahan hati itu juga sulit karena kerendahan hati tidak bisa dipelajari. Tetapi landasan kerendahan hati adalah mengakui Allah.
Realita yang sebenarnya adalah bahwa Allah itu hadir dan terlibat kapanpun dan dimanapun dalam aktifitas kita. Supaya kita bisa mengakui kehadiran Allah maka ada beberapa kondisi mutlak yang harus kita ketahui antara lain:
1. Dosa menutupi realita sebenarnya tentang Allah (Roma 1:18-19).
Sebab murka Allah nyata dari sorga atas segala kefasikan dan kelaliman manusia, yang menindas kebenaran dengan kelaliman. Karena apa yang dapat mereka ketahui tentang Allah nyata bagi mereka, sebab Allah telah menyatakannya kepada mereka.
(For the wrath of God is revealed from heaven against all ungodliness and unrighteousness of men, who [a]suppress the truth in unrighteousness, 19 because what may be known of God is [e]manifest [f]in them, for God has shown it to them).NKJV
• Kata “kebenaran / truth” (Aletheia) menunjuk kepada apa yang faktual, yang sesungguhnya atau realita yang sebenarnya tentang sesuatu.
• Dosa menutupi mata kita dari realita yang benar, yaitu bahwa Allah itu nyata, hadir dan terlihat walaupun Ia tidak kasat mata. Akibatnya kita sulit mengucap syukur.
• Realita yang kita pilih akan menjadi apa yang kita percayai. Itu juga yang akan menjadi fakta dalam hidup kita.
2. Mengakui kehadiran Allah melalui ciptaan-Nya (Roma 1:20).
Sebab apa yang tidak nampak dari pada-Nya, yaitu kekuatan-Nya yang kekal dan keilahian-Nya, dapat nampak kepada pikiran dari karya-Nya sejak dunia diciptakan, sehingga mereka tidak dapat berdalih.
(Semenjak Allah menciptakan dunia, sifat-sifat Allah yang tidak kelihatan, yaitu keadaan-Nya sebagai Allah dan kuasa-Nya yang abadi, sudah dapat difahami oleh manusia melalui semua yang telah diciptakan. Jadi manusia sama sekali tidak punya alasan untuk membenarkan diri).BIS
• Allah memang tidak memiliki bentuk fisik, tetapi Ia menyatakan diri-Nya melalui keajaiban dan keagungan alam semesta. (Mazmur 19:2 Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan pekerjaan tangan-Nya;)
• Hati manusia dirancang untuk larut dalam kekaguman di hadapan kebesaran Allah. Itulah rahasia bagaimana mengucap syukur dalam segala hal walaupun mengalami hal-hal buruk.
• Dosa menutup mata kita dari realita yang kekal ini dan mengarahkan pada realita yang sementara: kejahatan manusia, bencana alam, dst.
3. Akibat tidak mengakui Allah (Roma 1:21-22).
Sebab sekalipun mereka mengenal Allah, mereka tidak memuliakan Dia sebagai Allah atau mengucap syukur kepada-Nya. Sebaliknya pikiran mereka menjadi sia-sia dan hati mereka yang bodoh menjadi gelap. Mereka berbuat seolah-olah mereka penuh hikmat, tetapi mereka telah menjadi bodoh.
Roma 1:28 Dan karena mereka tidak merasa perlu untuk mengakui Allah, maka Allah menyerahkan mereka kepada pikiran-pikiran yang terkutuk, sehingga mereka melakukan apa yang tidak pantas:
• Kegagalan untuk melihat realita kehadiran Allah tidak hanya menghilangkan rasa syukur, tetapi akan mendatangkan kesia-siaan, kebodohan dan kegelapan.
• Cara pandang dunia (world-view) yang berfokus hanya pada apa yang kasat mata hanya akan membawa pada kebingungan dan amoralitas.
• Biasakan diri kita untuk mengakui kehadiran Allah melalui keindahan dan kebaikan yang selalu ada di sekitar kita terlepas dari apapun masalah yang terjadi.
4. Apa yang kita lihat dengan iman, menentukan jalan hidup kita.
Amsal 3:6 Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu.
Aplikasi:
Sangat tidak mungkin ada tempat untuk keraguan atau kebimbangan kalau kita menyadari dan mengakui kehadiran Allah selalu ada bersama-sama dengan diri kita.
Sharingkan bagaimana pengalaman Anda dalam mengalahkan keraguan dan kebimbangan yang mengganggu Anda!
[HP]
Tema Agustus : THE ATTITUDE IN HOPING (Sikap Hati Dalam Berharap)
Judul : OBEDIENCE IN HOPING (Ketaatan Dalam Pengharapan)
Ayat : 2 Raja-raja 5:1-15
Naaman adalah Panglima Raja Aram, pemimpin besar bala tentara Aram, namun ia menderita penyakit kusta. Pada jaman itu, penyakit kusta masih belum bisa disembuhkan; penderita bergantung pada pertolongan ajaib untuk bisa dibebaskan dari penyakit ini. Di dalam kisah ini karena kuasa Allah, ada hal yang mustahil menjadi bisa terwujud pada diri Naaman. Ketaatan dalam pengharapan telah membawa Naaman disembuhkan dari penyakit kusta.
Pelayan Istri Naaman adalah seorang anak perempuan dari negeri Israel. Anak perempuan itu beriman kepada Tuhan. Dia berkata kepada Istri Naaman, “Sekiranya tuanku menghadap Nabi Elisa yang di Samaria itu, maka tentulah Nabi itu akan menyembuhkan dia dari penyakitnya.”
Lalu Naaman pergi dengan keretanya melakukan perjalanan panjang untuk mendapati Elisa. Naaman menyangka dia akan disembuhkan melalui mujizat besar. Naaman datang di depan rumah Elisa bersama para pelayan, kuda dan keretanya. Elisa menyuruh seorang suruhan untuk memberi tahu Naaman petunjuk Tuhan bahwa Tuhan akan menyembuhkan Naaman jika dia mandi tujuh kali di Sungai Yordan.
Naaman marah dan gusar karena Nabi Elisa tidak keluar rumah dan menemuinya tetapi hanya menyuruh pelayannya. Tetapi pegawai-pegawainya datang mendekat serta berkata kepadanya: “Bapak, seandainya nabi itu menyuruh perkara yang sukar kepadamu, bukankah bapak akan melakukannya? Apalagi sekarang, ia hanya berkata kepadamu: Mandilah dan engkau akan menjadi tahir.” Maka turunlah ia membenamkan dirinya tujuh kali dalam sungai Yordan, sesuai dengan perkataan abdi Allah itu. Lalu pulihlah tubuhnya kembali seperti tubuh seorang anak dan ia menjadi tahir. (2 Raja-raja 5:13-14)
Ekspektasi (pengharapan) Naaman hanya sembuh secara fisik, tetapi Allah menyembuhkan juga secara rohani dan Naaman bertobat mengakui bahwa hanya Allah yang benar di seluruh muka bumi. (2 Raja-raja 5:15).
Seringkali ekspektasi kita terbatas hanya pada kesembuhan fisik saja, tetapi Tuhan ingin kita mengalami pemulihan tubuh, jiwa dan roh bertemu dengan Tuhan.
Aplikasi:
1. Allah mencurahkan berkat-berkat-Nya kepada mereka yang mempercayai Dia sepenuhnya.
2. Tuhan memanggil kita untuk mentaati-Nya, sekalipun perintah-perintah-Nya tidak memenuhi ekspektasi kita.
Iman kita kepada Yesus Kristus adalah jaminan untuk tetap setia dalam pengharapan akan hal-hal yang belum kita lihat, sesuatu yang belum terjadi masa sekarang. Dan orang yang memiliki kepastian tentang Allah seharusnya tersekspresi dalam sikap adanya sukacita dan pengharapan hidup.
Sharingkan pengalaman Anda masing-masing!
[HP]