Meluruskan Kemelesetan  (Straightening The Fallacies)

Tema Bulan November : Tujuan Tuhan Tentang Keuangan (God’s Purpose – Money)

Sub Tema                            : Meluruskan Kemelesetan  (Straightening The Fallacies)  

Topik                                     : Berbagai mitos yang meleset tentang keuangan

Ayat                                        :

1Timotius 6:6-10; Ibrani 13:5; Pengkhotbah 5:9-19; Amsal 23:4-5; Filipi 4:11-13

 

Salah satu alasan orang diperhamba oleh uang adalah karena yang bersangkutan hidup dalam konsep atau pandangan yang keliru tentang keuangan.

Analoginya sama dengan ketika seseorang mengkonsumsi  makanan yang cukup, maka hal itu sangat bermanfaat bagi dirinya. Namun apabila orang tersebut memiliki nafsu makan yang kelewat berlebihan, maka ia akan diperhamba oleh makanan dan akan merugikan dirinya. (Contoh: Raja Raynal III dari Belgia, abad XIV).

Untuk dapat mengalami hidup yang bermakna maka kita harus memiliki konsep atau pandangan yang benar  tentang keuangan. Jangan sampai kita keliru tentang konsep atau pandangan tentang keuangan. Oleh karenanya penting bagi kita untuk meluruskan kemelesetan tentang keuangan supaya selaras dengan tujuan Tuhan akan keuangan.

Prinsip-prinsip mendasar tentang keuangan.

  1. Uang adalah hamba yang berguna.

Dengan uang kita bisa membiayai kehidupan, membantu korban bencana, membiayai sekolah, dsb.  Uang menjadi berguna dan bermanfaat apabila dipakai untuk hal-hal yang positif.

 

  1. Uang adalah tuan yang kejam.

Apabila kita terobsesi dan dikuasai oleh uang serta memiliki pandangan yang keliru tentang keuangan maka kita akan menderita menjadi hamba uang, karena uang adalah tuan yang kejam.

 

Pandangan yang meleset tentang keuangan.

  1. Uang mendatangkan rasa puas.

Bahwa uang bisa mendatangkan rasa puas adalah pandangan yang keliru karena dalam Pengkhotbah 5:9 dikatakan:  “Siapa mencintai uang tidak akan puas dengan uang, dan siapa mencintai kekayaan tidak akan puas dengan penghasilannya. Ini pun sia-sia.”

 

  1. Uang mendatangkan rasa bahagia.

Bahwa uang bisa mendatangkan rasa bahagia juga keliru, karena uang tidak bisa membeli kebahagiaan.

Tim Kasser, Ph.D., penulis buku The High Price of Materialism melakukan survey pada orang-orang yang mengatakan bahwa menghasilkan uang banyak adalah hal penting dalam hidup. Pada kenyataannya mereka itu justru rentan terhadap depresi, kecemasan, dan sering merasa tidak bahagia karena uang yang berlebihan bisa menghalangi hadirnya kebahagiaan.

Alkitab juga sudah mengatakan hal tersebut dalam 1 Timotius 6: 9-10.

 

  1. Uang mendatangkan rasa aman.

Bahwa uang bisa mendatangkan rasa aman juga pandangan yang keliru, karena banyaknya uang bukan jaminan kelangsungan hidup. (Pengkhotbah 5:12-16)

 

Pandangan yang benar tentang keuangan.

  1. Berkat jasmani berasal dari Tuhan.

Bahwa semua berkat itu datangnya dari Tuhan karena Dia adalah pemilik segala sesuatu. Sementara kita ini dipercayakan hanya untuk mengelola berkat tersebut. Jangan pernah melupakan Tuhan, ingat selalu kebaikan-Nya. Tanpa campur tangan Tuhan, kita ini bukan apa-apa!

 

  1. Kemampuan untuk menikmati berkat berasal dari Tuhan.

Hadirnya Tuhan membuat kita mampu menikmati berkat dan sukacita karena kekuatan untuk menikmati berkat itu berasal dari Tuhan.

 

  1. Kita harus mempunyai rasa puas sejati yang berasal dari Tuhan.

Setiap hari adalah pengalaman yang berharga dan Tuhan ingin kita menikmatinya, mengenal-Nya lebih dekat dan selalu mengucap syukur.

 

Pertanyaan dan Aplikasi:

Siapapun orangnya, pasti menginginkan penghasilan yang besar. Sehingga diharapkan bisa memenuhi semua kebutuhan dan juga keinginan.

Namun sebagian orang mengeluh bahwa gaji yang diterima tiap bulan tidak pernah cukup, bahkan hanya pas untuk membiayai kebutuhan pokok saja.

Sebagian lagi bahkan sekalipun sudah mempunyai pekerjaan dan penghasilan tetap, masih juga kekuarangan, sehingga masih harus “nombok” alias berhutang kiri-kanan untuk memenuhi kebutuhan.

Padahal gaji pas-pasan sekalipun, apabila disertai rasa cukup dengan pola pikir dan pengelolaan keuangan yang benar, maka tidak sepenuhnya benar untuk berdalih sulit mencukupi kebutuhan pokok.

Uang adalah milik Tuhan, sedangkan kita hanya pengelola keuangan saja.

Bagaimana Anda mengelola keuangan. Sharingkan!

(HP)

You may also like...