Hati Yang Penuh Dengan Ucapan Syukur
Tema Oktober : His Mercy (Belas Kasihan Tuhan)
Judul : Hati Yang Penuh Dengan Ucapan Syukur
Ayat : 1 Tesalonika 5:18
Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu. 1 Tesalonika 5:18
Mengucap syukur dalam segala hal merupakan kehendak Allah bagi kita dalam Yesus Kristus. Mengucap syukur pada saat ada hal-hal yang menyenangkan ataupun situasi dan keadaan yang baik tidaklah sulit, tetapi merupakan hal yang tidak mudah untuk kita bisa mengucap syukur pada saat hal yang buruk terjadi. Mungkin merupakan hal yang tidak mudah untuk kita bisa mengucap syukur saat kehilangan hal-hal yang baik, pekerjaan atau kehilangan orang yang kita kasihi selamanya.
Namun kita harus selalu ingat dan menyadari bahwa mengucap syukur adalah perintah Tuhan. Dimana perintah ini perlu dilakukan dan tentunya diperlukan ketaatan untuk melakukan kehendak Allah ini untuk membawa kita memiliki hati yang penuh dengan ucapan syukur. Mengapa Allah memerintahkan kita untuk mengucap syukur yang seolah-olah melawan perasaan kita. Ada tiga alasan dibalik perintah ini supaya kita bisa mengerti dan mudah menjalaninya yaitu:
- Ketika kita mengucap syukur akan membawa kita masuk ke Hadirat Tuhan
Masuklah melalui pintu gerbang-Nya dengan nyanyian syukur, ke dalam pelataran-Nya dengan puji-pujian, bersyukurlah kepada-Nya dan pujilah nama-Nya!
Sebab TUHAN itu baik, kasih setia-Nya untuk selama-lamanya, dan kesetiaan-Nya tetap turun-temurun (Mazmur 100:4-5).
Dengan mengucap syukur kita menyadari bahwa Tuhan berada dalam kehidupan kita dan ucapan syukur itu yang membawa kita masuk ke Hadirat Tuhan dan mengalami Tuhan dalam setiap sisi kehidupan kita. Tuhan tidak pernah meninggalkan hidup kita. Sesulit apapun yang kita hadapi hari ini, Tuhan adalah tetap Allah yang baik. Kesetiaan Tuhan berjalan setiap hari, setiap saat dalam kehidupan kita. Setiap pemulihan dan kemenangan yang kita alami itu semua karena kesetiaan Tuhan. Hati-hati untuk tidak terlena dengan rutinitas, melainkan senantiasa sadar bahwa kesetiaan Tuhan selalu menyertai hidup kita.
- Ketika kita mengucap syukur sebenarnya seperti kita memiliki sebuah kunci untuk mengubah situasi yang sedang kita hadapi.
Meskipun kita tidak bisa mengendalikan situasi dan keadaan yang terjadi, tetapi kita bisa menentukan apa yang terjadi di dalam hidup kita. Ketika kita bisa mengucap syukur bahwa Tuhan yang memegang kendali dalam setiap kehidupan kita maka itu sebenarnya kita sedang memegang kunci atau kendali atas hidup kita. Kita tetap bisa berjalan di tengah kondisi yang buruk dengan cara pandang yang berbeda. Ketika kita mengucap syukur sebenarnya kita sedang mempercayai dan menyerahkan hidup kita kepada Tuhan. Pengenalan dan pengalaman kita bersama Tuhan membuat kita selalu bisa mengucap syukur. (Mazmur 23:5).
- Ketika kita mengucap syukur sebenarnya kita membiarkan Allah bertindak untuk hidup kita.
Keputusan kita untuk mengucap syukur membuat Allah bertindak untuk menyelesaikan masalah yang sedang kita hadapi.
Contoh dalam Perjanjian Lama adalah Raja Yosafat yang berhasil mengalahkan Bani Amon dan Bani Moab. Ketika diserang musuh, Raja Yosafat memutuskan untuk mencari Tuhan dan mengajak seluruh bangsa Israel mencari Tuhan dan menaikkan ucapan syukur. (2 Tawarikh 20:21-22)
Contoh dalam Perjanjian Baru adalah Yesus datang kepada Allah Bapa dan mengucap syukur untuk 5 roti dan 2 ikan, yang dapat memberi makan 5000 orang laki-laki.
Pertanyaan dan Aplikasi:
Mengucap syukur dalam segala hal adalah kehendak Allah bagi kita.
Untuk mengucap syukur pada saat ada hal-hal yang menyenangkan terjadi adalah mudah, tetapi bagaimanakah kita dapat mengucap syukur dalam segala hal?
Ketika kita mampu mengucap syukur kepada Tuhan dengan situasi dan kondisi apapun (baik senang maupun susah) yang ada pada diri kita, maka kuasa Tuhan akan bekerja dalam hidup kita.
Sharingkan pengalaman Anda mengenai “mengucap syukur dalam segala hal”, seperti yang tertulis dalam 1 Tesalonika 5:18!
[HP]