Kasih Karunia Untuk Orang Percaya (God’s Grace For The Believers)
Tema Bulan Oktober : Kasih Karunia Tuhan (God’s Grace)
Sub Tema : Kasih Karunia Untuk Orang Percaya (God’s Grace For The Believers)
Ayat :
Keluaran 33:12-19, Roma 9:16, 2Korintus 5:7, Kejadian 3:14-19, Efesus 1:7
Efesus 2:8-9, Yohanes 1:17b, Yudas 1:4, Yohanes 1:16, Roma 5:2
Kasih karunia Tuhan sudah ada sejak manusia pertama (Adam) dibentuk dari debu tanah dan dihembuskan nafas hidup sehingga menjadi mahluk hidup. Allah juga menciptakan Hawa sebagai penolong bagi Adam. Mereka diciptakan serupa dan segambar dengan Allah, yang mana itupun sebuah kasih karunia / anugerah Tuhan yang luar biasa.
Pada akhirnya, terjadilah sebuah tragedi yang sangat terkenal. Oleh karena bujukan si ular, Hawa mengambil buah dari pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat dan memakannya. Hawa lalu memberikannya juga kepada suaminya, dan Adam memakannya juga. Sejak saat itu mereka telah dikutuk. Kutukan tersebut termasuk kematian, sakit pada saat melahirkan, kesulitan-kesulitan dalam hidup dan sebagainya. Mereka diusir keluar dari Taman Eden dan juga diusir dari hadapan Allah. Mulai dari saat itu, mereka tidak dapat melihat wajah Allah lagi .
Adam tidak menanggung dosanya sendiri, seluruh keturunannya terkena dampaknya, termasuk kita yang masih hidup di bumi pada saat ini. Tetapi, puji Tuhan, karena kasih karunia-Nya, Ia telah mengutus Tuhan Yesus turun ke bumi untuk menebus dosa manusia dengan jalan rela mati di salib. Tuhan Yesus telah membayar harga yang sangat mahal untuk menebus kita. Melalui Tuhan Yesus, manusia yang percaya dengan iman diselamatkan. Manusia menerima kasih karunia Tuhan.
Tuhan menginginkan suatu respon dari kita. Dia ingin kita menjalani hidup dalam kebenaran firman-Nya. Jangan menyalahgunakan kasih karunia Tuhan. (Contoh Perumpamaan tentang Anak yang hilang, Lukas 15:11-32).
Ada dua hal untuk hidup dalam kasih karunia Tuhan:
- Belajar dari perumpamaan Anak Bungsu:
Hidup dalam kasih karunia adalah tetap hidup dalam kebenaran firman Tuhan. Tidak menyalahgunakan kasih karunia yang telah diberikan oleh Tuhan. Bukan hidup untuk memenuhi hawa nafsu.
- Belajar dari perumpamaan Anak Sulung:
Hidup dalam kasih karunia adalah hidup dengan tetap bersyukur kepada Tuhan. Menyadari keberadaan kita di dalam perlindungan dan anugerah Tuhan. Tidak iri hati.
Pertanyaan dan Aplikasi:
Seperti yang dikatakan oleh Rasul Paulus, “Dan Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka”.
Jika kita benar-benar percaya bahwa Yesus telah mati bagi kita, apa yang harus menjadi respon kita? Sharingkan.
(HP)