Love is a Verb
“Anak-anakku, marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran.” 1 Yohanes 3:18.
Seringkali kita mengasihi dengan cara kita, bukan dengan cara orang yang menjadi objek kasih kita. Itulah sebabnya kita tidak mendapatkan respon yang kita harapkan. Bahasa kasih tiap-tiap orang berbeda. Kita harus mengenali bahasa kasih seseorang terlebih dahulu agar tindakan kasih kita tepat sasaran.
Garry Chapman, seorang pendeta dan penulis buku The Five Love Language menyebutkan ada lima bahasa kasih yang bisa kita wujudkan :
1. Words of affirmation (Perkataan yang mendorong, menguatkan dan memberi pengharapan)
2. Quality time (waktu yang berkualitas)
3. Gifts (Pemberian-pemberian)
4. Acts of service (Pelayanan kasih, dengan tindakan pelayanan-pelayanan kecil seperti membuatkan makanan, mengantarkan pulang dsb)
5. Physical touch (sentuhan)
Setiap orang memiliki satu bahasa kasih yang utama. Inti dari Natal adalah Allah berbicara dalam bahasa kasih kita. Dia ingin agar kita juga dapat bicara dengan bahasa kasih yang sama dengan Dia, yaitu bahasa kasih yang dibutuhkan oleh objek kasih kita (sesama) dengan tindakan nyata. Hal ini berlaku buat pasangan kita, anak, orang tua, sahabat dan semua orang. Marilah menjadi jawaban bagi dunia dengan mengasihi sesama dengan cara yang tepat. Marilah mengasihi dengan tindakan. Love is a verb. (TS)