Relasi Anak dengan Orang Tua

Hai anak-anak, taatilah orang tuamu di dalam Tuhan, karena haruslah demikian.   Efesus 6: 1-4. 

Ketika Tuhan memerintahkan anak-anak untuk menghormati orang tua mereka, ia juga memanggil para arang tua untuk menjadi terhormat. Jika Anda adalah orang tua, hiduplah dengan baik agar anak-anak dapat menghormati Anda dengan mudah. Hormat berkaitan dengan siapa diri kita, bukan apa yang kita lakukan. Apa yang kita lakukan akan mendatangkan rasa hormat jika tindakan kita merupakan ekspresi utuh dari diri kita. Rasa hormat bukanlah sesuatu yang kita tuntut, tetapi sesuatu yang kita peroleh.

Anak-anak kita melihat siapa diri kita. Mereka mendengar keinginan kita dan kemudian memperhatikan tindakan kita. Jika keduanya tidak sama, tidak ada integritas karakter dan mereka melihat kebohongan yang tercermin dari tindakan kita maka akan sulit bagi anak-anak untuk menghormati kita. Agar layak menerima rasa hormat, kita harus hidup secara konsisten. Konsistensi menggambarkan karakter kita lebih dari segalanya. Dan jika kita gagal, hal ini memberi anak-anak alasan kuat untuk tidak menghormati kita. Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya. Keberadaan anak-anak kita tidak jauh dengan apa yang kita perbuat setiap kalinya.

Sebuah kutipan dari Susan Peters menyatakan “Anak-anak memiliki kesempatan yang jauh lebih baik untuk bertumbuh jika orang tua mereka telah melakukannya lebih dulu.” Melalui relasi orang tua-anak, kita memiliki pengertian dasar tentang relasi kita dengan Tuhan. Sebuah relasi orang tua – anak yang baik umumnya akan membawa kita kepada relasi yang baik dengan Tuhan. (TER)

You may also like...