A Trial into a Triumph

Tema Agustus​​: God’s Warrior

Judul: A Trial into a triumph (Sebuah pencobaan yang menjadi sebuah  kemenangan)

Pembicara ​​: Pdt. Natalia

Fakta kehidupan dari Yefta (Hakim-hakim 11 : 1-11) :

1. Adapun Yefta, orang Gilead itu, adalah seorang pahlawan yang gagah perkasa, tetapi ia anak seorang perempuan sundal; ayah Yefta ialah Gilead. (Ayat 1)

– Yefta seorang pahlawan (orang yang mau berkorban untuk kepentingan orang lain).

– “Tetapi” ia anak seorang perempuan sundal.  Ada stempel/cap yang dikenakan.

– Fakta bahwa tidak ada yang sempurna di dunia ini, selalu ada saja stempel yang dikenakan ke diri kita.

2. Juga isteri Gilead melahirkan anak-anak lelaki baginya. Setelah besar anak-anak isterinya ini, maka mereka mengusir Yefta, katanya kepadanya: ”Engkau tidak mendapat milik pusaka dalam keluarga kami, sebab engkau anak dari perempuan lain.” (ayat 2)

– Yefta dibesarkan dengan baik

– Diusir oleh saudara-saudara tirinya karena warisan (kenyataan bahwa Yefta anak dari perempuan lain)

3. Maka larilah Yefta dari saudara-saudaranya itu dan diam di tanah Tob; di sana berkumpullah kepadanya petualang-petualang yang pergi merampok bersama-sama dengan dia. (Ayat 3)

– Respon Yefta lari.  Response kita akan menentukan apakah kita akan mengalami kemenangan atau tidak.

– Di tanah Tob, Yefta berkumpul dengan sesamanya.  Kecenderungan orang akan berkumpul dengan orang yang sepenanggungan.  Itu sebabnya respon kita akan menentukan siapa orang-orang yang ada disekitar kita dan apa yang akan dilakukan.

4. Beberapa waktu kemudian bani Amon berperang melawan orang Israel. (Ayat 4)

– “Waktu” Tuhan – merupakan momentum yang Tuhan buat untuk membalikkan keadaan. Dari yang diusir, kemudian Tua-tua Gilead meminta Yefta untuk kembali dan menjadi pemimpin mereka.

– Hanya ketika kita masih dalam menunggu “waktu”-Nya Tuhan, kerjakan dengan setia setiap hal yang Tuhan percayakan dalam hidup kita.

KUNCI KEMENANGAN YEFTA

1. Yefta menolak untuk tinggal di masa lalu dan memutuskan berubah

– Yefta tahu bahwa dirinya pernah diusir dari lingkungan keluarganya sendiri, tetapi Yefta menolak untuk berlarut-larut dalam masalah tersebut (Yefta menjaga hatinya).

– Yefta mengambil keputusan dan pergi bersama dengan tua-tua Gilead untuk berperang melawan bani Amon. (Ada perubahan yang diambil) – Ayat 11a

– “PENILAIAN MANUSIA TIDAK MEMPENGARUHI PENILAIAN TUHAN ATAS HIDUP KITA.”  Artinya Tuhan tidak terpengaruh dengan kemampuan, kesalahan masa lalu bahwa riwayat keluarga yang seperti apa, tapi Tuhan melihat hati kita dan ingin menyatakan kehendaknya melalui kehidupan kita.

2. Yefta menyerahkan semua perkaranya kepada Tuhan (Ayat 11b)

Hari-hari ini yang dibutuhkan adalah penyerahan diri secara total kepada Tuhan.  Artinya kita betul-betul percaya sepenuhnya kepada Tuhan, karena percaya merupakan sebuah keputusan dan bukan perasaan. Menyerahkan semua perkara kita kepada Tuhan artinya menyerahkan dan mengijinkan Tuhan yang memimpin kehidupan kita.

Aplikasi :

✓ Setiap orang pasti punya masa lalu yang mungkin mengganggu, baik itu latar belakang keluarga, kesalahan fatal yang pernah dibuat, atau hal-hal lain yang membuat kita sulit untuk bergerak maju.  Seperti Yefta, Tuhan juga mampu membalikkan keadaan bagi hidup kita.  Sharingkan, hal-hal apa saja yang membuat kita masih tidak bisa meninggalkan masa lalu tersebut.  Ajak terbuka dengan sesama anggota kesan dan saling mendoakan.

[ LL ]

You may also like...