Power of God’s Grace (Kuasa Dari Kasih Karunia Tuhan)

TEMA MARET            : BEYOND LIMITS (MELAMPAUI BATAS)

JUDUL                       : POWER OF GOD’S GRACE  (KUASA DARI KASIH KARUNIA TUHAN)

AYAT                          :

 

Markus 15:34

Filipi 1:29

Mazmur 121:1-8

Matius 6:25-26, 28

Keluaran 13:21-22

 

 

Mungkin di antara kita pernah mengalami ditinggal oleh orang-orang penting atau dekat dalam hidup kita, atau merasa tidak ditolong oleh Allah, bahkan merasa ditinggalkan oleh Allah dalam kekurangan dan kelemahan. Keadaan semacam ini pernah dialami oleh Yesus pada waktu Ia di salib memikul dosa-dosa kita karena penyatuan diri-Nya dengan manusia. (Yesus adalah 100% manusia dan 100% Allah). Pada saat itu Yesus sebagai manusia merasa ditinggalkan oleh orang-orang dekat-Nya, ditinggalkan oleh murid-murid-Nya dan Ia juga merasa ditinggalkan oleh Bapa-Nya di sorga.

Namun yang terjadi sebenarnya adalah Allah sedang begitu fokus memandang pada Yesus yang sedang tergantung di kayu salib, yang memungkinkan seluruh umat manusia dipulihkan kepada hubungan yang benar dengan Allah. Salib bukanlah sesuatu yang terjadi secara kebetulan pada Yesus. Dia datang untuk mati; jadi Salib adalah maksud kedatangan-Nya. Ini adalah kasih karunia Tuhan untuk umat manusia!

Kita diajarkan untuk membawa pemahaman kasih karunia Tuhan ini ke dalam kehidupan kita supaya Firman Tuhan yang kita baca bisa menjadi aplikatif dan kita bisa mengalami kuasa kasih karunia Tuhan ini dalam keseharian hidup kita yang penuh dengan tantangan.

Ada beberapa pemahaman teologis yang harus kita miliki untuk membantu pertumbuhan kedewasaan rohani kita sehingga hidup kita semakin memuliakan Tuhan.

  1. Perasaan, pemahaman, dan iman.

Perasaan kita tentang Allah, termasuk perasaan kita tentang kasih karunia-Nya itu hanya sejauh pemahaman kita tentang Dia. Tapi kebenaran tentang Allah jauh lebih besar daripada perasaan dan pemahaman tersebut. Itulah yang dimaksud dengan iman.

Terbatasnya kita akan pemahaman ini membuat kita bisa merasa kesepian dan merasa sendirian. Kelemahan kita dalam perasaan dan pengertian tentang Allah dan kasih karunia-Nya itu memang kadang-kadang membuat kita merasa ditinggalkan sendirian. Namun apabila kita menyadari kebenaran tentang Allah dengan iman, maka sesungguhnya Bapa di sorga sedang sungguh-sungguh memperhatikan kita secara pribadi karena pribadi kita masing-masing adalah fokus dari kasih karunia itu. Sehingga seharusnya meskipun dalam kesendirian kita tidak merasa kesepian karena kita bersama dengan Tuhan dan memandang Wajah-Nya. Itulah yang menjadi rahasia menjalani hidup keseharian kita yang penuh dengan tantangan.

Jadi iman kita tidak bisa disandarkan pada perasaan, sekalipun iman terkadang melibatkan perasaan. Iman kita juga tidak tergantung pada pemahaman walaupun di dalamnya ada pemahaman. Kebenaran tentang Allah itu hanya dapat dijangkau oleh iman.

Oleh karena itu pemahaman dan pengertian kita harus dikembangkan supaya mengerti bahwa hidup ini adalah sebuah proses pendewasaan rohani dalam anugerah Tuhan.

  1. Salib yang mengubahkan karakter dan mendewasakan iman.

Kalau kita menjadi murid Yesus dan sudah memikul salib dalam kehidupan sehari-hari, tetapi yang kita alami seolah-olah Allah meninggalkan kita, sekaligus hadirat Tuhan juga tidak bisa dirasakan, maka yang terjadi itu sebenarnya kita sedang memikul salib sesungguhnya. Yaitu salib yang akan mengubah karakter kita dan salib yang akan mendewasakan iman kita. Pada titik ini kita mengenal kasih karunia Tuhan bukan karena perasaan atau pikiran kita lagi tetapi sungguh-sungguh karena kebenaran Tuhan. Semakin kita dekat dengan Allah, Dia akan semakin besar dan tidak terlihat karena kita di dalam Dia, namun kita semakin tahu bahwa Dia ada dan nyata. Dan ini berarti tantangan bagi kita untuk go beyond limits. Ketika kita berada sangat dekat dengan Allah, kita berada dalam Allah maka itu kita sudah tidak melihat apa-apa lagi karena kita sudah go beyond limits, kita hidup dalam salib yang sesungguhnya. Bahwa Tuhan tidak selalu bisa kita rasa atau kita lihat tetapi kita percaya bahwa kita sedang mengalami hidup dalam kasih karunia itu. Inilah yang dikatakan bahwa orang benar hidup oleh iman. Apapun yang kita alami atas ijin Allah semuanya pasti dalam kendali-Nya, dalam rencana ilahi-Nya dan ini adalah bagian dari kasih karunia Tuhan. Maka tetaplah percaya, sekalipun di tengah-tengah salib itu seolah-olah Allah menghilang, justru itu adalah saatnya kita go beyond limits, melampaui perasaan dan pikiran kita. Saatnya bagi kita untuk menjangkau Allah sebagai sumber kasih karunia dengan iman kita. Perasaan kita memang terbatas, pengalaman kita juga terbatas, tetapi iman kita tidak terbatas dan hanya dengan iman ini kita bisa menjangkau yang tidak terbatas. Ini semua karena kasih karunia Tuhan.

  1. Iman – artinya melihat Allah dalam keseharian

Kita harus bisa mengalami Allah tidak hanya pada saat berada di gereja atau ketika bersama sama teman rohani, tetapi dalam kesendirian, dalam kesepian, dan dalam keseharian kita harus bisa melihat Allah dalam kasih karunia-Nya. Daud bisa melihat kasih karunia Tuhan di mana saja dalam hidup kesehariannya (Mazmur 121:1-2). Demikian juga ketika kita hidup oleh iman maka kita bisa menyadari bahwa kasih karunia Tuhan ada di mana saja dalam keseharian kita.

  1. Imanuel – artinya Allah hadir dalam segala musim kehidupan kita.

Karena iman kita bisa melihat Allah dalam keseharian hidup kita, maka realita Imanuel menjadi mungkin hadir dalam segala musim kehidupan kita.

Seperti Bangsa Israel yang dipimpin oleh Musa dibawa masuk ke padang belantara oleh Allah, demikian juga kita dipimpin Tuhan masuk ke padang belantara kita masing-masing. Tetapi dalam padang belantara kehidupan kita itulah kasih karunia Tuhan akan dinyatakan dengan memberi pertolongan di setiap hidup kita masing-masing sama seperti ketika Tuhan hadir dalam tiang awan dan tiang api. (Keluaran 13:21-22)

Pertanyaan dan Aplikasi:

Berjalan dengan iman menjadi sulit dalam dunia yang menilai segala sesuatu dengan nalar. Tetapi kita harus mempertahankan hubungan dengan Yesus Kristus melalui ketekunan dalam iman. Dan kalau kita masih mampu berjalan dengan iman sampai sekarang ini juga karena kuasa kasih karunia Tuhan.

Sharingkan pengalaman Anda masing-masing!

 

[HP]

You may also like...