Kemerdekaan Atas Kesombongan

Tema Agustus       : RENEW THE MEANING OF INDEPENDENCE                       

Sub Tema               : Kemerdekaan Atas Kesombongan

 

Kita adalah orang yang telah ditebus oleh Tuhan Yesus Kristus dari dosa, dan kita telah menjadi orang yang merdeka dari ikatan-ikatan / belenggu dosa. Oleh karena itu kemerdekaan itu harus terus dipertahankan, supaya kapasitas rohani yang kita miliki dapat maksimal untuk memuliakan Tuhan.

Salah satu belenggu yang mengikat manusia dan sangat dibenci oleh Tuhan adalah kesombongan. Tuhan ingin kita hidup rendah hati dan untuk itu kita harus merdeka dari kesombongan. Kesombongan berarti memberi pujian dan penghargaan kepada diri kita sendiri untuk sesuatu yang Tuhan lakukan. Kesombongan ini dapat menghancurkan hidup seseorang karena merasa diri paling benar atau bahkan mendewakan dirinya sendiri.

“Setiap orang yang tinggi hati adalah kekejian bagi Tuhan; sungguh, ia tidak akan luput dari hukuman. (Amsal 16:5)

Kecongkakan mendahului kehancuran, dan tinggi hati mendahului kejatuhan.”
(Amsal 16:18)

Seringkali orang tidak menyadari ketika kesombongan terjadi pada dirinya. Hal ini juga pernah dialami raja Daud saat ia menghitung kekuatan/jumlah orang Israel (tetapi hal itu jahat di mata Tuhan, 1Tawarikh 21:7). Pada akhirnya Daud sadar dan menyerahkan sepenuhnya kepada kekuatan Tuhan.

Kesombongan yang tidak disadari itu dapat berpengaruh terhadap kehidupan rohani, kehidupan jiwani, dan kehidupan sosial seseorang, oleh karenanya kita harus waspada dan tetap hidup rendah hati, bersandar hanya kepada Tuhan, seperti yang dilakukan oleh Daud (Mazmur 131:1-3).  Mazmur ini bagi Daud sangat penting dan dinyanyikan berulang-ulang agar jiwanya terpelihara. Bahkan di  tengah keberhasilannya mengalahkan Goliat, ia tetap menenangkan dan mendiamkan  jiwanya (ayat 2). Pengharapannya kepada Tuhan tidak mengecewakan karena Tuhan tidak pernah meninggalkannya.
“Nyanyian ziarah Daud. Tuhan, aku tidak tinggi hati, dan tidak memandang dengan sombong; aku tidak mengejar hal-hal yang terlalu besar atau hal-hal yang terlalu ajaib bagiku. Sesungguhnya, aku telah menenangkan dan mendiamkan jiwaku; seperti anak yang disapih berbaring dekat ibunya, ya, seperti anak yang disapih jiwaku dalam diriku. Berharaplah kepada Tuhan, hai Israel, dari sekarang sampai selama-lamanya!”   (Mazmur 131:1-3)

 

Pertanyaan dan aplikasi:

Yakinlah bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkan kita; pengharapan kepada Tuhan tidak pernah mengecewakan. Hindarilah rasa marah, takut dan putus asa, karena semua itu adalah kesombongan di mata Tuhan.

Apakah yang harus kita lakukan agar bisa hidup rendah hati seperti yang dikehendaki oleh Tuhan dalam Matius 11:29 ?

“Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan.”

Sharingkan!

                                                                                                                  (HP)

You may also like...