Prayer For A City (Doa Untuk Kota)

Tema ​           : RENEW MY HOPE IN PRAYER

Sub tema      ​: PRAYER FOR A CITY (DOA UNTUK KOTA)

Ayat              ​​: Kejadian 13:18-33

Sebagai orang Kristen yang sudah menerima kasih Tuhan tanpa syarat, maka kita juga selayaknya berdoa untuk orang lain dengan kasih tanpa syarat. Demikian hendaknya juga berdoa syafaat untuk keselamatan kota dimana kita (gereja) berada. 

Hal inilah yang dilakukan Abraham saat menghadap Tuhan, dengan kerendahan hati memohon dengan iman (berdoa) kepada Tuhan untuk keselamatan kota Sodom, ketika Tuhan hendak menghukum kota tersebut. Allah ingin menghukum kota Sodom karena kejahatan mereka. Namun Abraham merasa bahwa bangsa di Sodom adalah juga bagian dari keturunannya.

Dengan bersyafaat, Abraham berdialog dengan Tuhan dan mengakui keadilan Tuhan.  Abraham adalah seorang pendoa syafaat yang sangat mengagumkan. Tersirat permohonan doa untuk kota oleh Abraham dengan bernegosiasi kepada Tuhan. 

Dari permohonan yang dilakukan oleh Abraham tersebut, kita dapat memakainya sebagai prinsip dalam berdoa syafaat untuk suatu kota dimana kita atau gereja berada. 

Prinsip-prisip yang dapat dipetik dari doa syafaat gereja bagi suatu kota dimana gereja berada adalah sbb: 

1. Prinsip kerelaan untuk terbuka dan menjadi berkat bagi sekitar.

Diperlukan suatu kerelaan bagi kita (gereja) untuk terbuka dan menjadi saluran berkat bagi kota dimana kita (gereja) berada, meskipun orang-orang di sekitar kita tidak benar. 

Allah berjanji bahwa melalui Abraham bangsa-bangsa akan diberkati, oleh karenanya Abraham memohon kepada-Nya untuk memberkati kota Sodom. (Karena Lot dengan keluarganya juga tinggal di sana). Itulah yang diusahakan oleh Abraham. 
2

2. Prinsip memahami hati Allah.

Memahami hati Allah yang terdalam, bisa disamakan dengan memahami perasaan Allah dan memasukkannya ke dalam hati, pikiran dan perasaan kita sendiri. Yaitu dengan mencari tahu apa yang sebenarnya Allah inginkan bagi kota dan orang-orang yang berada di sekitar kita. 

Kita perlu mengenal hati, pikiran dan perasaan Allah, bukan sekedar secara pengetahuan tentang Allah (bukan sekedar dimensi kognitif). 

Ada dimensi yang lebih luas untuk mengenal Allah secara lebih mendalam, yaitu dengan cara menjalin hubungan akrab, dalam menjalani hidup sehari hari bersama sama Allah. Seperti Abraham yang hidup bergaul karib akrab dengan Allah (Yakobus 2:23). 

Karena keakraban dengan Allah, Abraham dapat memahami banyak hal, sbb: 

  • Abraham memahami Hati Allah, yaitu bahwa Allah memandang manusia itu adalah mulia di hadapan-Nya. Karena manusia diciptakan serupa dan segambar dengan-Nya. Allah telah menyematkan gambar-Nya di dalam diri manusia. Oleh karena itu Abraham berpikir bahwa tidak mungkin Allah mau menghancurkan manusia ciptaan-Nya yang mulia ini. Karena alasan inilah Abraham melakukan negosiasi dengan Allah untuk membatalkan hukumannya atas kota Sodom. 
  • Abraham bisa melihat anugerah dan kasih Allah melampaui kejahatan dan dosa manusia. Allah yang adil mengharuskan bahwa setiap dosa harus mendapat hukuman yang setimpal. Namun ada kasih Allah yang melampaui itu semuanya. Apabila ada perubahan melalui pertobatan maka hati Allah selalu akan memberi kasih Allah untuk semua orang yang mau bertobat. 

3. Prinsip kegigihan dalam berdoa syafaat.

Abraham berusaha bernegosiasi secara gigih dengan Tuhan. Dalam hal ini Abraham juga dengan kerendahan hatinya mengakui keadilan Tuhan. Negosiasinya dengan Tuhan dimulai dari kemungkinan bila ada 50 orang benar di antara orang-orang fasik dan seterusnya, 45, 40, 30, 20, sampai kepada bilangan terkecil yaitu 10 orang benar. Hingga 5 kali Abraham bersyafaat.

Dalam berdoa syafaat kita juga harus gigih (jangan menyerah) terus mengusahakan walaupun nampaknya tidak memungkinkan. Harapan dan doa yang kita lakukan dan letakkan di atas Tuhan tidak pernah sia-sia. Berdoa syafaat tidak bisa diselesaikan dalam waktu satu atau dua hari, melainkan terus menerus dilakukan tanpa bosan. 

4. Prinsip kedaulatan Tuhan.

Dalam dialog Abraham dengan Tuhan, setelah selesai negosiasi, dikatakan bahwa “Tuhan kemudian pergi”. Meskipun Tuhan mengijinkan Abraham untuk mempengaruhi keputusan-Nya, namun Abraham tahu bahwa jawaban doa itu adalah kedaulatan Tuhan. Doa syafaat (tidak bersifat memaksa Tuhan), karena Tuhan yang memutuskan. 

Tuhan tidak bisa diperbudak oleh manusia. Jawaban doa kita adalah juga kedaulatan Tuhan. Doa syafaat adalah meletakkan apa yang menjadi kehendak Tuhan, itu juga menjadi kehendak kita, khususnya bagi lingkungan dimana kita (gereja) berada. 

5. Langkah-langkah praktis apa yang harus kita lakukan.

5.1 Memutuskan untuk memulai melakukan berdoa syafaat

Memulai berdoa adalah sebuah keputusan yang baik untuk berdoa syafaat. (Contoh: kalau kita ingin bisa berenang maka kita harus mulai masuk ke kolam renang dan mulai belajar berenang. Bukan hanya baca teori berenang!). Tentukan waktu yang paling nyaman untuk berdoa.

5.2 Tentukan cara berdoa syafaat.

Misalnya dengan melakukannya secara pribadi, atau dalam kelompok.

5.3 Tentukan subyek yang jelas yang akan didoakan.

Dan selanjutnya fokus doa kita juga harus jelas.

5.4 Kontinuitas, tidak henti-hentinya berdoa.

Dibutuhkan kemauan yang sungguh-sungguh untuk berdoa secara terus menerus (kontinyu), konsisten dan perlu kegigihan. 

Pertanyaan dan Aplikasi:

Adakah Anda merasa dipanggil untuk menjadi berkat di tempat dimana Anda berada sehingga Anda perlu untuk berdoa syafaat, agar mereka juga bisa diselamatkan melalui karya Kristus yang sudah terlebih dulu menyelamatkan Anda?   Sharingkan! 


                                                                                                                  (HP)             

You may also like...