Tuhan Tidak Pernah Berdiam Diri Terhadap Penderitaan Umat-Nya

Tema Bulan September : God’s Protection (Perlindungan Tuhan)

Sub Tema                              : Tuhan Tidak Pernah Berdiam Diri Terhadap Penderitaan Umat-Nya.

Ayat                                          : Mazmur 91:4 ; Matius 5:16 ; Mazmur 37:27

 

Kesetiaan Tuhan dalam melindungi hidup kita tidak hanya berbicara tentang hal-hal seperti keselamatan,  sakit penyakit atau kesehatan saja. Namun lebih dari itu semua bahwa perlindungan Tuhan adalah menyeluruh,  melibatkan penolakan-penolakan (rejection) dan batasan-batasan (limitation) di dalam hidup ini agar kita bisa masuk ke dalam rancangan Tuhan dan sampai ke tempat tujuan dengan selamat. Itulah kesetiaan Tuhan seperti perisai dan pagar tembok (Mazmur 91:4).

Perlindungan Tuhan itu juga melampaui apa yang kita anggap baik, bahkan bila perlu Tuhan akan memporakporandakan rencana kita, ketika Tuhan melihat bahwa suatu saat rencana itu akan tidak baik buat kita.  Tuhan Yesus juga pernah mengalami penolakan dari Bapa ketika berdoa di Taman Getsemani, yaitu bukan kehendak-Nya tetapi kehendak Bapa yang di sorga yang terjadi. Dan penolakan ini (yang berakibat penyaliban Yesus) adalah untuk menggenapi rencana besar Bapa untuk  keselamatan umat manusia,  yaitu penebusan dosa umat manusia di dunia. Terkadang penolakan dari Tuhan adalah bagian perlindungan Tuhan yang tidak kasat mata dan tidak nyaman. Namun tujuan Tuhan menolak ini adalah untuk melindungi rencana-Nya yang lebih besar.

Tuhan memberi kita batasan-batasan dengan tujuan untuk membentuk hidup kita, oleh karenanya semua penolakan dan batasan tersebut harus kita kita sadari dan jalani dengan tidak ada kekecewaan.

Batasan dan penolakan dalam hidup selalu melibatkan tiga faktor sbb:

  1. Dengan diri sendiri.

Ketika kita mengalami penolakan, tetap lakukan yang terbaik (do good) karena kalau kita menabur kebaikan, kita juga akan menuai kebaikan.

 

  1. Dengan lingkungan sekitar kita.

Senantiasa bersyukur ketika situasi dan keadaan menentang kita; belajar menikmati dan melewati situasi yang tidak bersahabat tersebut karena Tuhan ingin membawa kita ke level kedewasaan rohani yang lebih lagi.

 

  1. Dengan orang lain.

Berbuatlah baik selalu kepada semua orang termasuk orang yang telah berbuat jahat kepada kita. Balaslah kejahatan dengan kebaikan. Tuhan mengharapkan kita untuk mengampuni orang lain karena Ia telah mengampuni kita.

 

Belajar dari tokoh Yusuf, dalam Alkitab Perjanjian Lama, yang mana ia  telah mengalami banyak penolakan dan batasan di dalam kehidupannya, namun mampu melewati semuanya dan melakukan yang benar di mata Tuhan. Yusuf tetap melakukan yang terbaik (do good) meskipun dalam suasana yang penuh batasan dan penolakan.

 

Penolakan dan batasan yang dialami Yusuf yaitu:

  • Dibenci saudara-saudaranya,
  • Dimasukkan ke dalam sumur,
  • Dijual di pasar budak,
  • Di penjara.

Perbuatan baik yang dilakukan Yusuf yaitu:

  • Tetap berbuat baik terhadap kakak-kakaknya,
  • Menjadi kepala rumah tangga Potifar dengan rajin,
  • Di dalam penjara dia membantu pekerjaan kepala penjara.

Yusuf menjalani semuanya itu dengan sukacita, dan ternyata semua penolakan dan batasan itu semuanya adalah atas ijin Tuhan. Hingga akhirnya ONE DAY, pada suatu hari Yusuf diangkat oleh Firaun menjadi orang nomor dua di Mesir setelah Firaun.

Marilah kita menyikapi batasan-batasan dan penolakan-penolakan dalam hidup ini dengan tetap melakukan yang terbaik supaya nama Tuhan bisa dimuliakan melalui kehidupan kita.

 

Pertanyaan dan Aplikasi:

Kegagalan tidak boleh membuat kita menjadi kecewa karena barangkali Tuhan ingin melibatkan kegagalan itu untuk memuluskan rencana-Nya.

Pernahkah Anda mengalami kegagalan dalam melakukan sesuatu hal dan dikemudian hari Anda mendapati bahwa itu adalah bagian dari rencana Tuhan bagi hidup Anda? Sharingkan!

(HP)

You may also like...