Jangan Sok Tahu
Hai anakku, jikalau engkau menerima perkataanku dan menyimpan perintahku di dalam hatimu, sehingga telingamu memperhatikan hikmat, dan engkau mencenderungkan hatimu kepada kepandaian, ya, jikalau engkau berseru kepada pengertian, dan menujukan suaramu kepada kepandaian, jikalau engkau mencarinya seperti mencari perak, dan mengejarnya seperti mengejar harta terpendam, maka engkau akan memperoleh pengertian tentang takut akan TUHAN dan mendapat pengenalan akan Allah. Karena Tuhanlah yang memberikan hikmat, dari mulut-Nya datang pengetahuan dan kepandaian. Ia menyediakan pertolongan bagi orang yang jujur, menjadi perisai bagi orang yang tidak bercela lakunya, sambil menjaga jalan keadilan, dan memelihara jalan orang-orang-Nya yang setia. Maka engkau akan mengerti tentang kebenaran, keadilan, dan kejujuran, bahkan setiap jalan yang baik. Amsal 2:1-9.
Suatu hari saya pernah memberikan sebuah informasi kepada teman saya mengenai jadwal pelajaran untuk keesokan harinya. Teman saya berkata bahwa itu salah, tetapi saya ngotot bahwa saya yang paling benar. Hasilnya, pada hari itu hanya saya sendiri yang salah membawa jadwal.
Hal ini terkadang menggambarkan hubungan kita dengan Tuhan. Seringkali kita merasa diri kita yang paling tahu, paling pintar, paling mengerti dari orang lain. Sehingga, ketika kita ditegur dan diingatkan akan sesuatu, kita justru tidak percaya. Ada kalanya kita merasa lebih mengerti dari Tuhan untuk urusan jodoh, karir, kesehatan, keluarga, dll. Seharusnya kita menyadari bahwa kita ini hanya debu di mata Tuhan, tidak selayaknya kita merasa paling hebat daripada Tuhan. Sebaliknya, kita perlu untuk terus-menerus belajar merendahkan hati kita untuk diajar oleh Tuhan. (TI)