Melayani Bukan Untuk Dilayani
Dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu; sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang. Matius 20:27-28.
Ada sebuah kejadian yang menarik bagi saya ketika melihat acara pembukaan expo Indonesia tahun lalu yang diresmikan oleh Presiden RI dan didampingi Gubernur DKI yang baru saja dilantik, yaitu posisi gong yang akan dipukul oleh Presiden tidak diposisi yang seharusnya. Dengan cekatan Gubernur yang baru seminggu di lantik menggeser posisi gong tersebut sehingga memudahkan untuk Presiden memukulnya, disertai dengan applause dan acungan jempol dari Presiden.
Peristiwa di atas, mengingatkan perkataan Yesus, “barang siapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu”. Perkataan Tuhan Yesus ini merujuk ke pada sikap hati. Menjadi pelayan bukanlah status, tetapi sikap rendah hati yang ditunjukkan lewat tindakan.
Melayani adalah sikap hati yang direalisasikan lewat tindakan kepada sesama sebagai ungkapan syukur kita kepada Tuhan. Melayani orang lain bukan karena kita lebih rendah dari yang lain, tetapi wujud kepedulian kepada orang lain yang perlu dibantu dan ditolong. Firman Tuhan berkata segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku (Matius 25:40). Melayani bukan untuk dilayani adalah sikap hati sebagai seorang yang telah ditebus dan dibeli lunas dari kebinasaan oleh Yesus Kristus. (SAZ)