April 2017 – His Presence Came Through Sacrifice

Salam di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus,

Musim hujan sudah berlangsung selama dua bulan sehingga di mana-mana pepohonan tampak menjadi hijau. Seekor ulat menyeruak di antara daun-daun hijau yang bergoyang-goyang diterpa angin.

“Apa kabar daun hijau?!”, katanya. Tersentak daun hijau menoleh ke arah suara yang datang.  “Oo.. kamu ulat.  Badanmu kelihatan kecil dan kurus, mengapa?”, tanya daun hijau.  “Aku hampir tidak mendapatkan dedaunan untuk makananku.  Bisakah engkau membantu sobat?”, kata ulat.  Daun hijau yang baik hati berkata, “Tentu.. tentu.. mendekatlah kemari.”  Daun hijau berpikir di benaknya, “Jika aku memberikan sedikit dari tubuhku untuk makanan si ulat, aku akan tetap hijau hanya saja aku akan kelihatan berlubang-lubang, tapi tak apalah.”

Tidak lama berselang ketika musim panas datang, daun hijau menjadi kering dan berubah warna.  Akhirnya ia jatuh ke tanah, tersapu dan dibakar.

Apa yang terlalu berarti di dalam hidup kita sehingga kita enggan berkorban sedikit saja bagi sesama? Yang pada akhirnya semua yang ada akan binasa.

Bagi daun hijau, berkorban merupakan satu hal yang mengesankan dan terasa indah serta memuaskan.  Dia bahagia melihat sesamanya bisa tersenyum karena pengorbanan yang ia lakukan. Ia juga melakukannya karena menyadari bahwa ia tidak akan selamanya tinggal sebagai daun hijau. Suatu hari ia akan mengering dan terjatuh terbuang.

Demikianlah hidup kita, hidup ini hanya sementara kemudian kita akan mati. Itu sebanya isilah hidup ini dengan perbuatan-perbuatan yang baik, kasih, pengorbanan, pengertian, setia, sabar dan rendah hati.  Jadikanlah berkorban itu sebagai sesuatu yang menyenangkan dan membawa sukacita tersendiri bagi kalian.

Dalam banyak hal kita bisa berkorban, tetapi melalui pengorbanan kita orang lain termasuk kita sendiri dapat melihat Yesus telah berkorban bagi manusia.

Jangan lupa bahwa kita pernah menerima pengorbanan yang tiada taranya dari Tuhan Yesus Kristus hingga kita bisa seperti ini.  Dan satu hal yang perlu kita pahami bahwa pengorbanan yang kita berikan kepada orang lain tidak akan merugikan kita.  Tetapi pengorbanan akan memberi perubahan dalam hidup kita menuju kepada kehidupan yang lebih baik lagi bahkan mengalami kemuliaan Tuhan.

Pada waktu Yesus mengorbankan diri-Nya untuk mati menebus dosa manusia, Dia berkata “Sudah selesai.”  Dia mengajarkan kepada kita bahwa Dia sudah menyelesaikan bagian dari pengorbanan-Nya dan tentunya tidak berhenti sampai di situ.  Ada giliran Bapa untuk melanjutkannya, yaitu menyatakan kemuliaan-Nya dalam diri Tuhan Yesus.  Sata percaya jika kita dapat melakukan bagian kita untuk berkorban, maka akan bagian Bapa di surga untuk juga memuliakan diri-Nya lebih lagi dalam hidup kita.  Bagaimana dan apa yang Dia akan lakukan semuanya itu pasti mendatangkan kebaikan dan perubahan besar dalam segala bagian hidup kita.

Untuk itu saya ingin mengajak kita semua dalam bulan April ini untuk belajar dan memahami bahwa Tuhan yang sudah hadir dalam hidup kita hanya karena Dia rela untuk berkorban.  Pengorbanan adalah pintu masuk Dia hadir dalam hidup kita membawa perubahan dalam hidup kita. Dalam bulan April ini kita juga akan memperingati Jumat Agung dengan tema “THE PERFECT LOVE” atau “KASIH YANG SEMPURNA”.

Harapan saya kita semua dapat membangun kehidupan yang serupa dengan Kristus, di tengah dunia yang semakin jahat dan kurangnya rasa belas kasihan, kata pengorbanan masih menjadi kata yang berarti bagi kita.

Hadir dalam setiap ibadah minggu untuk terus membangun kerohanian kita, hadir dalam KESAN untuk saling menopang dengan iman, ikutlah pemuridan agar kita memenuhi harapan Tuhan Yesus untuk mengajar orang lain seperti Dia yang sudah mengajarkan kita menikmati hidup yang dipimpin oleh-Nya.  Amin.

“SELAMAT HARI RAYA PASKAH” – PENGORBANANNYA BUKTI DARI “KASIH YANG SEMPURNA”.

 

 

You may also like...