Steps To Hear God’s Voice
Tema November : His Words (Firman Tuhan)
Judul : STEPS TO HEAR GOD’S VOICE
Ayat : 1 Samuel 3, Yohanes 10 : 27, 1 Samuel 15 : 22
Ilustrasi audio mati ditengah-tengah kotbah sering kali membuat orang dalam ruangan tersebut menjadi panik. Seharusnya demikian juga ketika kita tidak dapat mendengar suara Tuhan dalam kehidupan kita sehari-hari. Suara Tuhan diperlukan untuk melindungi/menolong kita, menyatakan kesalahan sehingga kita dapat kembali atau dibenarkan dan sebagai penyediaan dari Tuhan..
Bagaimana langkah untuk mendengar suara Tuhan?
- Memiliki sikap hati yang terbuka
Ay 7, Samuel belum mengenal Tuhan – belum memiliki pengalaman secara pribadi dengan Tuhan. Tapi Samuel mengikuti perkataan Eli (orang yang dekat dengannya) (Ay 9-10). Sikap hati yang terbuka menuntut kerendahan hati (sikap yang menyadari keterbatasan/kemampuan diri sehingga tidak menjadi sombong).
Kecenderungan manusia menutup diri dengan keadaan sekitar, dan beranggapan Tuhan bicara sesuai dengan apa yang ada dalam pemikiran kita. Tuhan dapat berbicara melalui orang terdekat kita, melalui Roh kudus yang ada dalam hidup kita, Tuhan juga bicara melalui Firman-Nya. Itu sebabnya diperlukan sikap hati yang terbuka dan kerendahan hati untuk bisa di ajar, ditegur, diperbaiki kelakuan dan dididik dalam kebenaran.
- Berjalan dalam ketaatan dan iman
Yang membedakan Samuel dengan Imam Eli :
- Samuel mendengarkan Tuhan berbicara, dan dia menyampaikan semua pesan tersebut.
- Imam Eli mendengarkan Tuhan berbicara tetapi dia tidak menyampaikan kepada anak-anaknya.
Ketidaktaatan akan membawa kepada penghukuman (Ay 13-14), Tetapi ketaatan akan membawa promosi dalam kehidupan (Ay 20).
Ketaatan : Tunduk kepada Tuhan. Berjalan dalam ketaatan dan iman artinya belajar untuk menundukkan segala sesuatu dalam kehidupan kita kepada kehendak Allah. (Ilustrasi bagaimana menyamakan frekuensi radio). Kalau kita fokus kepada Tuhan tentu kita mampu mendengar suara Tuhan sekalipun mungkin banyak suara disekitar kita.
1 Samuel 15 : 22 – Tetapi jawab Samuel: ”Apakah TUHAN itu berkenan kepada korban bakaran dan korban sembelihan sama seperti kepada mendengarkan suara TUHAN? Sesungguhnya, mendengarkan lebih baik dari pada korban sembelihan, memperhatikan lebih baik dari pada lemak domba-domba jantan.
Pertanyaan dan aplikasi:
Kekerasan hati serta banyaknya suara disekitar kita seringkali mengalihkan fokus kita untuk mendengar suara Tuhan. Hal apakah yang seringkali mengalihkan perhatian atau fokus saudara terhadap suara Tuhan? Sharingkan bagaimana saudara meresponi suara Tuhan tersebut dan kesulitan atau penghalang terbesar apakah yang seringkali saudara hadapi?