Pribadi Yang Melimpah Dengan Kasih

Tema Juli     : THE VALUES OF RELATIONSHIP

  (NILAI-NILAI SEBUAH HUBUNGAN)

Judul             : PRIBADI YANG MELIMPAH DENGAN KASIH.

Topik             : Kasih mengalir dari pribadi yang dipenuhi dengan kasih Kristus.

Ayat-ayat      : 1 Korintus 10:16-17; 1 Yohanes 4:19 (BIS); Yohanes 3:16; Kisah 20:25

 

Menjadi orang percaya bukan hanya mengasihi Tuhan saja, tetapi juga harus mengasihi sesama manusia. Untuk dapat mengasihi sesama manusia, sebagai orang percaya harus menunjukkan hal-hal yang nyata dari dirinya, yaitu:

  1. Berani untuk berkorban.
  2. Berani bertindak nyata.
  3. Berani melupakan apa yang sudah dilakukan.

Semuanya ini dapat terwujud apabila kehidupan orang percaya dipenuhi dengan kasih Kristus. Kasih yang mengalir dari pribadi yang dipenuhi dengan kasih Kristus sesungguhnya telah dimulai dari Allah sendiri.

 

“Kita mengasihi, sebab Allah sudah terlebih dahulu mengasihi kita.” (BIS 1 Yohanes 4:19)

Untuk hal ini Rasul Paulus mengingatkan melalui cawan dan roti perjamuan akan pentingnya sebuah relasi untuk senantiasa memelihara persekutuan (communion) dan kerukunan antar Jemaat sebagai persekutuan dengan Tubuh Kristus. (1 Korintus 10:16).

 

Ada tiga hal yang dapat kita lakukan agar terjalinnya sebuah relasi yang sejati yaitu:

 

  1. Kita harus berani untuk berkorban (Yohanes 15:13).

Sejak kita masih berdosa, Allah telah menunjukkan kasih-Nya melalui pengorbanan Tuhan Yesus di kayu salib yaitu untuk mengampuni dosa kita. Hal ini dilakukan oleh Allah demi pemulihan relasi yang benar antara kita dengan Dia. Oleh karena itu kita harus rela berkorban demi mengasihi sesama kita. Sebagai contoh, pada masa pasca pandemi covid-19 ada protokol new normal (tata cara ibadah ragawi/tatap muka) di dalam gedung gereja yang harus kita patuhi. Sekalipun aturan tersebut terasa kurang nyaman, namun dengan memakai masker, berjaga jarak, dan cuci tangan, hal ini adalah sebuah bentuk kasih kita kepada sesama.

Kita mengasihi sesama untuk tetap waspada terhadap virus dan saling menjaga kesehatan satu sama lainnya.

 

  1. Kita harus berani bertindak nyata (Yohanes 13:35).

Kasih yang terdalam di dalam diri kita harus dinyatakan dalam bentuk tindakan nyata seperti yang dilakukan oleh Yesus terhadap Zakeus, pemungut cukai yang banyak dibenci orang pada jaman itu. Meskipun banyak yang menentang namun Yesus rela dan dengan rendah hati berkunjung ke rumah Zakeus.

Kasih Yesus juga ditunjukkan kepada orang yang sakit kusta, dimana Yesus menyembuhkan orang sakit kusta itu.

Sebagai tindakan nyata, kita harus membangun komunikasi yang akrab dengan sesama kita.

 

  1. Berani melupakan apa yang sudah dilakukan (Lukas 6:30).

Dengan tidak mengingat kembali atau bahkan membanggakan akan kebaikan-kebaikan yang telah kita lakukan maka kita akan terhindar dari bahaya kesombongan.

Meskipun tidak mudah, tetapi kita harus belajar untuk mengucap syukur dalam segala hal dan terus membangun relasi yang baik, yaitu relasi yang membawa dampak bagi Tuhan dan sesama.

 

Pertanyaan dan Aplikasi:

Allah sudah berinisiatif untuk mengutus Yesus ke dunia yang rela mengorbankan diri-Nya untuk memperbaiki relasi manusia dengan Allah yang sudah terputus akibat dosa. Dalam hal ini terbukti bahwa Allah sangat mengasihi kita.

Apakah kita mau berkorban diri (misalnya: mengorbankan waktu kita) demi terciptanya relasi yang sehat dengan keluarga dan sahabat kita? Sharingkan!

 

 

[HP]

 

 

You may also like...