Kemerdekaan Atas Sikap Mementingkan Diri Sendiri

Tema Agustus : RENEW THE MEANING OF INDEPENDENCE
Sub Tema : Kemerdekaan atas sikap mementingkan diri sendiri.


Tanpa disadari bahwa perkembangan jaman disertai dengan kemajuan teknologi yang sulit dipilah-pilah sekarang ini dapat membuat sikap seseorang menjadi semakin lebih individual. Contohnya adalah dengan mengoperasikan “gadget”. Dalam pertemuan-pertemuan, atau acara makan bersama, seringkali terlihat setiap orang sibuk dengan gadget masing-masing, tenggelam dalam dunianya sendiri (me first), sehingga mereka kehilangan momen dan waktu kebersamaan yang indah. Setiap orang hanya mementingkan kepentingannya masing-masing, padahal firman Tuhan mengajarkan: janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga.
1 Jadi karena dalam Kristus ada nasihat, ada penghiburan kasih, ada persekutuan Roh, ada kasih mesra dan belas kasihan, 2 karena itu sempurnakanlah sukacitaku dengan ini: hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan, 3 dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri; 4 dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga. (Filipi 2:1-4).
Sesungguhnya dengan adanya komunikasi yang akrab dengan sesama dapat menghilangkan keegoisan kita dan bahkan mampu memberi kenikmatan yang berharga. Oleh karenanya kita harus dimerdekakan dari sikap mementingkan diri sendiri dan belajar peduli dengan kepentingan orang lain.
Si lintah mempunyai dua anak perempuan: “Untukku!” dan “Untukku!”. Ada tiga hal yang tak akan kenyang, ada empat hal yang tak pernah berkata: “Cukup!”. Dunia orang mati, dan rahim yang mandul, dan bumi yang tidak pernah puas dengan air, dan api yang tidak pernah berkata: “Cukup!” (Amsal 30:15-16)
Agar dapat merdeka dari sikap mementingkan diri sendiri, maka kita dapat belajar tentang empat hal dari Amsal 30:15-16 di atas.

  1. Dunia orang mati, yang dimaksudkan adalah mengenai tentang kepuasan atau rasa puas manusia, yaitu pada umumnya manusia selalu tidak pernah merasa puas.
    Dalam kehidupan sehari-hari kita dapat terperangkap oleh perasaan tidak puas dengan apa yang sudah dimiliki. Tetapi firman Tuhan mengajar kita untuk belajar dengan kata “cukup”. (1Timotius 6:7-9)
  2. Rahim yang mandul, yang dimaksudkan adalah tentang adanya sikap iri hati.
    Iri hati sangat berbahaya, karena sikap iri hati adanya di dalam hati dan ini bisa memaksakan kehendak diri sendiri dan melawan rencana Tuhan (Kejadian 30:1-2). Untuk itu kita harus senantiasa menjaga sikap hati supaya hubungan dengan Tuhan tetap terpelihara, dan tetap bisa mengucap syukur dalam segala keadaan.
  3. Tanah yang kering, yang dimaksudkan adalah tentang produktifitas seseorang.
    Merasa diri sangat produktif sehingga memacu diri bekerja keras dan lupa waktu hanya untuk mencapai status sosial tertentu dapat menimbulkan masalah. Oleh karena itu, janganlah kita kehilangan waktu kebersamaan dengan keluarga hanya untuk produktifitas dan status sosial tertentu. (Amsal 10:22; 23:4)
  4. Api, yang dimaksudkan adalah passion atau semangat.
    Passion atau semangat yang menggebu-gebu ini bagus dan bisa membara hebat, tetapi kalau tidak terkontrol bisa menghanguskan dan merugikan orang lain.
    Ketika Abraham dan Lot ingin berpisah, saat itu passion Lot membara hebat, tetapi semangat yang dimiliki hanya mementingkan dirinya sendiri. Pilihan Lot adalah kota Sodom dan Gomora yang pada akhirnya hangus terbakar. Sebaliknya Abraham yang menunjukkan sikap lebih mementingkan orang lain pada akhirnya diberkati Tuhan dengan tanah yang subur.

Pertanyaan dan Aplikasi:
Demi kepentingan banyak orang, meskipun kita tidak bersalah, apabila kita rela untuk meminta maaf maka itulah sikap yang diajarkan oleh Tuhan Yesus Kristus. Dia yang disalibkan, padahal kitalah yang bersalah. Apakah Anda rela dengan sikap seperti ini. Sharingkan!

You may also like...