Eliminating the Fear Factor (Menyingkirkan Faktor Ketakutan)

Tema Bulan November : Tujuan Tuhan Tentang Keuangan (God’s Purpose – Money)

Sub Tema                         : Eliminating The Fear Factor  (Menyingkirkan Faktor Ketakutan)

Topik                                 : Prinsip-prinsip tentang melipatgandakan berkat keuangan secara sehat

Ayat                                   : 2Korintus 9:6-11

Jemaat di Korintus adalah Jemaat yang tidak berkelimpahan  tetapi mereka mau memberi dengan sukarela dalam pelayanan misi dan dalam hal ini Rasul Paulus mengapresiasinya.  Apa yang dilakukan Jemaat di Korintus ini menginspirasi Jemaat  Makedonia dan Akhaya untuk melakukan hal yang sama. Selanjutnya Rasul Paulus menjelaskan perihal bagaimana Allah memberkati (materi) serta bagaimana pola menggunakan berkat-berkat materi yang dianggap sehat.

Nasehat bagaimana hubungan antara Allah dan materi bisa disimpulkan sebagai berikut:

  • Allah Penyedia (2Korintus 9:10).

Allah  sesungguhnya adalah penyedia materi.

Berkat yang kita miliki adalah karena Allah yang memberi, dan kita harus mengelolanya sehingga berguna untuk membangun dan berdampak positif.

 

  • Allah memiliki cara melipatgandakan berkat.

Caranya adalah dengan “memberi”.

Paulus menyatakan bahwa dengan memberi berarti telah memberi kesempatan Allah untuk memberkati  (Jemaat Korintus melakukan hal ini).

Beberapa alasan positif dari memberi adalah sebagai berikut:

  • Adanya prinsip menabur dan menuai.
  • Memberi dapat melepaskan egoisme, karena manusia sebagai mahluk sosial harus rela berbagi (1Timotius 6:10; Ibrani 13:5).
  • Memberi akan mengembangkan sikap mengucap syukur (Amsal 3:9-10).

Belajar untuk hidup dengan apa yang dimiliki, bukan apa yang hilang.

  • Memberi dapat menimbulkan efek domino positif yang menginspirasi. (Jemaat Korintus yang suka memberi telah menginspirasi Jemaat Makedonia dan Akhaya).
  • Memberi adalah kunci kepada kebahagiaan.

 

Mengapa takut memberi.

  • Karena menganggap materi mampu memberi kepuasan dan kebahagiaan.
  • Karena menjadikan materi sebagai tujuan, bukan sebagai sarana.
  • Karena merasa bahwa materi aman untuk dijadikan sebagai jaminan hidup.

Langkah-langkah yang harus dilakukan:

  • Mulai dengan support Allah.

Bedakan antara kebutuhan dan keinginan, belajarlah dengan support Allah. Hidup sesuai dengan kemampuan yang ada pada kita. Allah tidak pernah salah dengan support-Nya.

  • Menata atau mengelola materi yang diberikan Allah secara sehat.
    1. Anugerah Allah menuntut tanggung jawab.

Ketika mendapat berkat, lakukan apa yang diminta oleh Allah, kembalikan bagian yang harus diberikan kepada Allah (Persembahan, Persepuluhan dll)

  1. Implementasinya adalah dengan membuat anggaran prioritas:
    1. Persembahan pada Tuhan
    2. Pengeluaran Pokok yang rutin dalam 1 bulan
  • Belajar menabung untuk mengantisipasi masa depan
  1. Atur bagian untuk berbagi dengan sesama
  2. Pergunakan dengan bijak/secukupnya untuk diri sendiri (hindari konsumerisme)
  • Memutuskan untuk melakukannya.

Sesuatu yang positif/baik terjadi karena keputusan dari pemahaman yang sebelumnya, dan bukan secara tiba-tiba. Hanya tindakan (keputusan untuk bertindak) yang bisa merubah keberadaan kita hari ini, bukan waktu, teori, ide atau perasaan. Putuskan dengan baik segala sesuatu yang berpengaruh baik.

Pertanyaan dan Aplikasi:

 

Memberi seringkali masih merupakan suatu tindakan yang sulit dilakukan akibat pola pikir yang belum diperbaharui. Banyak hal yang seringkali menjadi hambatan dan ketakutan dalam memberi. Padahal memberi tidak membuat manusia menjadi miskin, dan menahan juga tidak membuat manusia menjadi kaya, Allah bukan hanya sanggup memberkati dan melipatgandakan berkat, tetapi juga setia memelihara umat-Nya. Oleh karena itu miliki mentalitas “merasa cukup” dan hindari sikap tamak.

Bagaimana dengan Anda? Sharingkan!

(HP)

You may also like...