Kasih dan Resiko
Di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman dan barangsiapa takut, ia tidak sempurna di dalam kasih. 1 Yohanes 4:18.
Adalah seorang dengan raut muka yang memperlihatkan usia penuh dengan sukacita dan hikmat. Setelah memperkenalkan dirinya, didapati bahwa ia adalah mantan seorang CEO di perusahaan asuransi besar di Afrika Selatan. Pada usia 50 tahun dia meninggalkan posisinya dan merantau ke Asia Tenggara untuk menjadi misionaris dan melakukan pekerjaan Tuhan.
Pada waktu ditanya “Mengapa meninggalkan kehidupan yang nyaman dan mau merantau ke dalam ketidakpastian? Jawabannya hanya “Allah memanggil saya.” “Bagaimana Anda tahu bahwa itu betul dari Tuhan, bagaimana jika itu salah?” Dia berusaha menjelaskan bahwa tentu itu melewati pergumulan dan sederetan tanda dan konfirmasi yang dia dapatkan. “Akan tetapi…,” ujarnya pelan dan mantap. “…bahkan sekalipun ternyata saya mendapati itu salah, saya lebih suka untuk mencoba dan pergi, daripada saya hidup di sana karena tidak berani dan menghabiskan hidup saya dalam kegelisahan dan penyesalan. Kalaupun ternyata setelah saya ke sini dan mendapati itu salah, maka dengan rendah hati saya akan mengakuinya dan pulang kembali, tetapi saya tidak menyesal.”
Jawaban orang ini bukanlah jawaban yang gegabah dan sembarangan dari seorang ahli di dunia asuransi. Tetapi jawaban seseorang yang karena cintanya kepada Tuhan begitu menggebu telah memampukan dia mengambil resiko.
Kasih dapat mengalahkan ketakutan dan membuat kita berani mengambil resiko. (TER)